Silver Eyes
a segera berkat
lu berkata, "Apakah
ua orang di suruh mencari tuan. Katanya Tua
arena bertemu dengan ora
ta, "Sebaiknya Tuan Mu
menarik tangan orang itu d
uka parah dalam pertandingan itu. Tetapi..." orang itu tidak menerusknya sambil menggerakan tangan di ud
keluar ia sempat menoleh ke arah si orang yang sedang bercerita itu sambil melo
arkan pertanyaan, "Di ma
kata, "Dia adalah salah satu keturunan
terkejut dan langsung berlari
nya, "Ada apa ini? Kenapa mereka
dahuluinya dengan berkata, "Pulanglah. Karena kedua orang tuamu sudah mengang
mengenal dirinya sambil bertanya, "
pak menganggu
gi, "Sebaiknya kamu bawa
i rumah keluarga Luk San, hari sudah hampir ma
pintu, ia pun segera berteriak-teriak, "Tuan Muda te
ar teriakan itu. Dan semuanya berhambur
tua adalah kakak dari ayah Ciu San. Yang kedua adalah adik d
n sendiri tadinya juga memiliki tiga anak. Tetapi keduanya telah tiada. Yang tinggal menjadi harapan adalah Ciu San. Sedangk
ng putranya sendiri agak tidak malu-maluin kalau ada pertand
San kedua orang saudara aya
adi tidak percaya. Lalu Tiong San kakak ayahnya segera ber
aja!" lalu lanjutnya, "Cepat tangkap anak ini dan kurun
gurung pemuda itu bersama dengan bebera
at Ciu San tidak percaya. Lalu ia pun mencoba membela diri dengan
il menuding ke arah wajah pemuda itu. Lalu i
opoh sambil membawa sebillah pedang. Dan di ujung pedang s
ambil menyuruh kepada pelayan itu melem
n diri. Lalu ia menangis histeris sambil berteriak, "Tidak! Tidak mungk
kamu? Yang benar saja!" celetu
t itu aku kalah bertarung. Dan kedua orang tuaku mencoba menolong aku denga
ngan berkata, "Kalau tidak salah! Berarti kamu lu
gat lagi akan kejadian tersebut, tetapi ia merasakan kep
etua. Tetapi kalau kamu bersih kukuh untuk tidak mengakuinya, jangan salahkan paman bila paman akan membawamu k
dengan cepat menotok jalan darah Ciu San agar dia tidak dapat bergerak. Bersamaan den
ah keluarga Lok San beramai-ramai membawa pemud
edangkan orang-orang yang membawa Ciu San ke ruangan itu segera menjatu
ama dengan kedua saudara ayah Ciu San juga turut
nak buah Tiong San. sehingga tidak ada yang berani mendekat
San sudah ikutan duduk pula, Tiong San pun segera berkata kepada keponakan
angguk membe
pulang sekarang. Kenapa tidak pulang dari beberapa bulan yang lal
kalian tidak tahu, kalau diriku ada yang menculik ku di saat aku diba
totok, tetapi ia ma
kuning segera bertanya, "Menurutmu, siap
aya pun tidak sanggup menarik topeng orang-orang yang menculikku," balas Ciu San sambil menggelengkan kepalanya. Lalu ia teringat orang-o