icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Silver Eyes

Silver Eyes

Penulis: Tjia S
icon

Bab 1 Sepertinya Tak Ada Harapan

Jumlah Kata:1040    |    Dirilis Pada: 18/09/2023

i panggung ini jika kamu tidak mau luk

n itu semua orang ter

ang tampaknya muram dan sedik

a besar. Karena banyak sekali orangnya. Dan ad

k kepada yang lain, "Sebaiknya kau suruh anakmu itu tu

n barusan, Ko Bun San!" kata seorang wan

endidik putraku agar tidak mudah menyerah. K

ayah dari orang yang sedang bertanding dan

mpak seseorang telah terlempar dari atas

utra dari Bun San ya

an tampaknya ia menangis sambil berkata

eri tanda kalau dia baik-baik saja. Tetapi ketika

ang, "Pertandingan kali ini di menangkan kembali

ma Siau Lan itu m

janganlah kalian mengikut sertakan dia lagi. Yang lain saja sudah kalah lebih dahulu. Kenapa dia ha

ang mendengar itu ter

ntuk memberi pelajaran kepada pemuda itu, tetapi tangan Bun San cepat mencegahnya sambil berkata, "Jan

gin lihat sampai di mana kehebatan jurus pukulan telapak tangan dari keluargamu yang katanya sudah mencapai tin

menyatakan kalau semua orang juga hendak melihat jurus tingka

capan tersebut, mereka tampaknya lebih memperha

ah jurus itu di hadapanku, Bun San! Jika kamu berhasil mengalahkan Siau Lan

un temurun berada di dalam Istana tidak akan tergeser kan walaupun

ng tadi mengatai Bun San segera mendekati

alian urus saja sendiri nama dan keluarga baik kalian. Aku dan

apa-apa dengan kalian. Termasuk dengan putramu, kali

ompat ke atas sambil berteriak, "Siau Lan! Sebaiknya kamu mundur. Biar Ayah yang menghadapinya!" gerak

un dari panggung. Sedangkan semua orang sudah kembali fokus dengan kedu

nya. Dan dengan tenaganya ia mendorong ke a

ali ini dia sepertinya tidak menanggapi dengan sungguh-sungguh seran

erba salah. Ia tidak dapat membela keduanya. Karena

berkeluarga. Bawaannya tidak enak. Mengalah tidak enak. Mau

sebut. Dan ia kali ini tidak mau kehilangan putranya lagi. Maka dari itu ia mengacuhkan apa yang di katakan sang

lam istana mau tidak mau segera melompat naik ke panggung sambil mengerahkan

rkan api. Lalu dengan kekuatan sedang ia mendorong te

biksu Saolin datang melompat dan mendekati mereka berdua

dan mereka pun membiarkan biksu itu me

mengalirkan tenangnya sejenak. Akhirnya ia menggelengkan kepala

epada pemuda itu, tetapi di cegah oleh biksu sambil berkata, "Sekiranya nyonya lebih memperhatikan putra anda. Kala

Ciu San sempat mendengar, "P

rapa orang muridnya. Sedangkan Tiong San juga menoleh ke arah adiknya sambil tersenyum sini

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka