Wrong Marriage
lebar. Dia merasakan kaku pada setiap otot di tubuhnya, rasanya begitu lelah dan terasa berat h
t kamar dengan lampu kristal berbentuk kupu-kupu yang seperti dikenalnya. Seketika
ri pada kepalanya. Matanya mengedar ke setiap penjuru kamar yan
a berbinar, bibirnya pun mengulas senyum
n melompat-lompat di atas ranjang. "Yeeea
gel
uka, menampilkan wajah Ny.
melompat dari ranjang, la
anak
ngan wajah meringis saat merasa
-hari dengan pemuda yang baru kau kenal, ha
Angel dengan keni
a kau hanya mengirim pesan dan mengatakan sedang pe
kan pesan apapun pada ibunya, apalagi pesan tentang liburan. Tapi saat ini bukan waktunya unt
yang dibuat-buat. "Aku memang sedang ingin berlibur
n?" Ny. Matthew menangkup ke
k cepat. "Aku..
fas lega, "sekarang cepatlah bersiap
ungkin dia telah menghabiskan dua minggu liburannya,
lipat kedua tangan di pinggang. "Jangan menguji kesabaran i
g. Dia merasakan sebuah ketakutan kalau-ka
trinya itu, lalu mendorongnya hingga masuk ke dalam ka
hkan diri. Dia mandi dengan cepat dan mulai berpakaian, tapi otakn
i menatap pantulan dirinya dari balik cermin besar di hadapanya
kau suda
ibunya kembali masuk dengan tiba-tiba. "Sej
iam, menatap ke ara
hun, sangat wajar kalau Angel suda
apa yang ada di dalam pikiran m
a tadi dia seolah mendengar suara sang
ng
tap menampilkan wajah tenang. "Ah tidak,
*
elangkahkan kaki ke dalam. Ada sebuah rasa trauma yang membelenggunya, tapi
Kau suda
batnya. Untuk kesekian kalinya dia harus ber-acting seo
ngan bibir mengerucut lucu. "Liburanku sangat
b saat kembali mendenga
t hebat di ranjang
, jadi kau tidak perlu iri padaku
i kepalaku, Angel?" Tanya Bell
akannya tadi. Dia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut bingung, lalu segera m
mau ke mana?
toilet dan langsung masuk ke dalamnya. Untuk sesaat dia hanya berdiri mematung di
p kedua sisi wajahnya sendiri, menatapnya lekat. "Ak
kut berdiri di sisinya. Angel menatap ke arah dua gadis y
n kemarin," gerutu gadis berambut merah
ya gadis berkulit hitam
ar mengabaikanku, bahkan s
gel seolah mendengar gadis itu berbicara. "K
dar, sontak membuat dua gadis
nang. Dia menepuk bahu gadis berambut merah sembari beru
pekik g
i melenggang pergi, mengabaikan dua sa
nangkan," gumam Angel dengan se
kiri. Sepanjang perjalanan di lorong, dia terus mencoba membaca pikiran-piki
mbayangkan akan bertemu dengan Erick di dalam. Tapi, dia juga tidak bisa mu
sering melamun,
saat ketakutannya terjadi. Di depan sana, di tempat yang
jah berubah pucat pasi. Dia bersiap memuta
n meng
ih berada di tempatnya. Hanya saja suara p
ar, aku tidak ak