Garwo, Satu Hati Sampai Nanti
y Re
*
an itu malah berlari menjauhi dua orang yang berada di ruang tamu. Suara-suara sumbang beberapa hari te
inya yang tertidur lelap. Wajah polos dengan segala keluguan sebagai
teriak sang suami, "a
eranjak membukakan pintu. Tangan kanannya menyusuri setiap inci
Mama menghadapi semua, hanya kalian harapan Ma
ekali mereka lakukan, mengingat usia mereka yang semakin dewasa. Namun, Ardiyanti kini menyadari bahwa s
tau aku akan mendobrak," ter
a yang masih terus mengalir ditahannya kuat-kuat. Bukan sekali ini sa
dulu kamu selalu
pintu. Menarik keluar sang istri, membanting pintu
nerimanya jika masih ingin hidup enak,
u hidup enak selama membangun mahligai bersamanya. Namu
a cekalan sang suami. Yanti berlalu pergi tak menghiraukan perka
tu dengerin!" teriak Basuki yang mengik
da anak-anakmu yang sedang tidur. Apa pantas seorang a
rena memaafkan kebejatan Basuki, tetapi menjaga psikis anak-anak jauh lebih penting saat
lelaki sudah mengayun pada pipi Yanti. Nam
keduanya yang masih berumur 16 tahun
kok," ucapnya menenangkan disertai
h? Kakak yang denger aja bosen, Pa. Ini rumah apa ner
kti hari ini. Perkataan si sulung membuat perempuan itu tertampar.
apa pasti nampar Mama." Tatapan penuh amarah
ta Basuki keras, "apa i
ucap
gajari hal jelek sama Kakak. Kenapa nggak mau ngaca gimana perlakuan Papa
i. Dia mengejar putrinya y
g asyik bermain ponsel. Pertengkaran kedua orang tuanya seakan tak d
gan?" tanya C
ala menatap gadis di depannya.
amkan mata.
ng Basuki yang sudah berdir
un ini berumur 35 tahun. Bergelayut manja pada pergelan
a, "jadi perempuan yang punya harga diri dikit, dong, Tan. Masak
anggil Bas
belain perempuan nggak
ngajari Kakak durhaka sama orang tua." Yanti menggele
a orang di hadapannya. "Ini kan yang kalian mau?" Dia kembali ma
n itu bertahan hidup dengan sang suami tak lain semua demi anak-anak. Menyandarkan pungung pada daun pintu, lalu meluruhkan
ntai," tanya putra bu
pakaiannya. Berdiri, lalu mengham
g teriak-teriak t
orang teriak kok. Dah, bob
un. Bocah laki-laki itu menatap mamanya. Netranya berhenti pada mata s
nnya mengusap satu tetes air yang menga
nggak nakal, kok," jawab Yanti, terbata, antara menah
as dong, Ma! Adik mau berangkat ngaji. Tuh,
rus mendekap Bagas. "Adik nggak usah ngaji hari
at Ad-Dhuha. Minggu lalu 'kan belum setor." Bagas turu
bungsu terlanjur keluar kamar. Seketika bocah kecil itu menghe
melihat Basuki dengan seorang per
pain?" ta
Basuki malah mengenalkan perempuan
k ada yang lain." Dia pergi menj
ni. Semua orang di dalam rumah ini su