Cinta Seroja
munya yang ada sepuluh orang, laki-laki dan peremp
bahagia terpancar jelas dari wajahnya. Semua tamu
ni apa kabar?" sapa jurag
wabarakatuh! Alhamdulillah dalam kead
bisa bersilaturahmi ke sini pada saat yang mungki
dari kampung sebrang. Ayok silahkan masuk, maaf rumahnya sempit. Maklum begini
bah Bani menghadapi para tamu, sementara Neng
rgetar. Badannya jadi panas dingin, menuang air saja beberapa kali tumpah sa
ani saja, Eza berdiri menautkan jari jemarinya, dia belum bisa menenangkan dirinya itu. Memb
yang berisi gelas minum. "Bismillah. Aku harus membawa dan menyuguhkannya
ra tamu sudah berkumpul di sana. Eza berlutut menyuguhkan ai
nya! untuk ke dapur mengambil cem
ma ada air putih," uca
angan merepotkan lah," sahut juraga
Ia simpan di tengah-tengah meja, lalu Eza m
ya?" tanya seoran
knya," sahut
ik. Sopan san
hah, pastinya," gumaman mereka seakan
menentu. Supaya tidak sia-sia. Eza mengisi wakt
uk melamar Neng Eza untuk putra saya Dirwan! dan semoga berkenan menerimanya. Ini data-
iknya sesaat kemudian tersenyum pada para tamu seraya berkata. "Ayok silahkan diminum dan
guhannya," timpal seorang Ibu-ib
an," umi Marni menge
memerintahkan seluruh umat muslim untuk menunaikan kewaj
ulu, setelah itu kita lanjutkan lagi obrolan
Biar nanti obrolan ini dilanjut lagi," jaw
tuk melaksanakan sholat magrib dul
rgi ke dalam untuk meny
menghampiri Neng Eza yang duduk memeluk mukena. "Suda
mi, baru
bu Marni mengajak sh
mengenakan mukenanya da
Usia yang panjang. Kesehatan, di cukupkan reje. Tidak terasa men
za menatap wajah wanita paruh baya itu. "Umi ... a
nlah Neng, kalau itu jodoh Neng Eza Insyaallah. Berdoalah
kepala di dada Uminya mera
putri Umi ini. Jodoh yang baik, rejeki yang baik. Kebaha
abah, terimakasih juga Umi dan abah
akan menjadi orang tua dan akan merasakan gimana sayang nya terhadap
duduk tegak dan
juga ya kalau Umi panggil?" ucap uminya samb
n berbaur dengan tamunya yang sud
diterima. Apa justru sebaliknya? Begitupun perasaan Dirwan saat ini begitu tegang, jantung nya berdegup k
a sudah tidak sabar gitu. Ingin segera mendengar sebuah
wab saat ini juga, tentunya saya akan menerima lamaran ini. Tapi walau bagai manapun yang akan menjalani, kan
, beberapa detik kemudian sampailah depan kamar Eza. Seraya membuka daun pintu u
ang Dag dig dug seperti bedug yang ditabuh. Keringat dingin pun keluar, suhu tangan begitu dingin. Apa
g jawaban Neng Eza, tentang lamaran Dirwan ke Neng Eza diterima nggak? kalau Abah mah sudah
sam