Cinta Seroja
nta untuk menikah," tanya seor
ang cocok ya santai aja. Jodoh. Rezeki, maut sudah ada yang tentukan, dan na
satu pun yang kau pilih, sayang loh ... ganteng-ganteng, kasep pisan lah,
au, jelas? udah ah, dah sore Eza pulang dulu ya. Takut dicari
intanya. Tapi tak satupun yang dia terima, coba saya yang jadi pujaan p
tidak begitu. Mungkin
ana. Langkah Eza terhenti oleh suaranya sang
agian sekarang, kan Eza pulang belum magrib juga," sahut
l air wudu. Bentar lagi ma
h ke mana?" tanya
e masjid, sama si F
za, dan mereka tiga bersaudara, Eza berusia
ayat-ayat Allah, disudahi dengan me
obrol sebentar. Ada yang ingin Abah bicaraka
n," lirih Bu Marni turun dari kursi butut
i Marni mengetuk pintu
r," Eza menyimpan mukena
a itu. "Ada apa Mi? kalau menyuruh Eneng makan, Neng masih k
a. Mau ngobrol sama Neng," ucap Um
ang lebih dulu berjalan ke ruang tengah
h, apa Neng ada salah ya?" t
ngin ngobrol saja atuh sam
ah," Eza mengemb
dangi putrinya yang menurut beliau sudah saatnya menikah. Memiliki pa
mikian? pacaran gak boleh. Gak di ijinkan, sekarang bertanya
ya juga. Dengan usia Eza sekarang ini sudah sepantas nya menikah, kawan Eza juga sudah sebagian
ang perlombaan. Butuh persiapan. Lahir maupun batin, jangan sampai kita memilih pasangan yang sa
eng tolak. Abah malu Neng. Abah malu ..." rajuk Abah Bani sambil menggeleng, tak h
ya, yang biasa, yang wajahnya cakep. Yang biasa saja, yang berpendidikan tinggi, hi
sambil menghela napas panj
a sok ngabingungkeun
bingung, gak tau mau yang gimana Mi
nyeruput kopi nya. "Gimana atuh kalau Abah saja yang pilihkan b
uh Bah ah," se
u begitu mah bingung," Aba
sam