Misteri matinya teman-temanku
nci dengan kenyataan hidup ini, maksudku bukan aku ben
ah, entah berapa kali dia membuatku seolah menjadi manusia pal
ntah mengapa ayahku selalu percaya dengan kata-kata berbisa dari bibir Cahaya, aku kini
ihat pipi kanan kiriku memerah akib
ngan. Dia membuat ayah membenciku secara halus dan perlahan-lah
edatangan tante Melinda semuanya berubah, hidupku seperti menjadi tokoh bawang putih dalam cerita dongeng, ya meskipun kenya
ni, aku terburu-buru berlari menyelamatkan diriku dari kemarahan ayah, aku ju
nyaksikan aku dengan rasa iba, sekalinya mereka berusaha
apus air mataku kemudian bangkit menuju
is namun tetap saja air mata
idak gila " pikirku
biasanya, hanya dengan kaus over size hitam dan
bentak ayah saat aku turun
n keluar s
an?! " ucapan ayah
sud Ay
Berapa banyak lagi laki-laki yang akan kau lay
i apa, aku hanya ingin menemu
hku tiba-tiba melem
engah berada di bar dengan seorang laki-laki setengah tua,
ana Poto ini?, Aku tidak me
rnah melakukan hal gila seperti ini, apa lagi menghabiskan waktuku di bar, aku menginjak club' malam saja
tung saja Cahaya langsung bergerak cepat untuk mengamankan gambar ini jika tidak kau akan benar-benar
ah aku tidak me
?!, Ini salah ayah karena terlalu percaya pada Cah
ak.