Misteri matinya teman-temanku
dengan Aksara, dia rela tidak masuk kerja dem
bantu untuk membala
mereka, aku sudah terbiasa sepe
gini mereka bisa saja membua
dak tahu, tapi terima kasih ka
ngis lebih baik kita makan saja, pasti da
senyum lalu m
.
n tak jarang aku bermain ke tempatnya kerja. Kami sudah semakin akrab dan
nnya dengan pacarnya, tentang keluarga dan
ampus. Ayah sampai saat ini tak mau bicara padaku, alasannya karena
masih mengirimkan biaya
erbicara denganya. Bahkan untuk meli
gar suara Caha
i tanpa men
ari ini kan ulang tahun kakak " Dia men
ia semakin berdrama akhirn
ks " u
i kakak suka " katanya
embuka kado pember
biru yang cantik, kalung yang mun
us "
itu pasti cocok d
ng tahunku. Namun ada rasa sedih juga karena yang m
alu mengambil kalung itu dari kotaknya
" pujinya dengan
ngan senyuman dan sediki
r-benar tulus? "
enang? "
sih sangat kesal padanya. Apakah dia pik
ya sudah aku
Hm
g bebas menyelusu
dia mendapatkan apa yang dia mau berbeda denganku yang hanya ber
giatan di kampus begitu banyak,
ajahnya sangat masam bak buah kedondong. Jika saja motorku tidak sedang di perbaiki
tus sih, Ra
gkuh sama o
, kamu kalah saing sama om-om, hahaha " ak
n lagi sedih malah di eje
-aki, hahaha " tawaku semakin kencang sehingga me
ahu di lihat banyak
deh. Aku
, karena moodnya aksara yang rusak jadi ak
nya di rumah aku langsung mengucapkan terimakasih pada Aksara yan
aha bekerja agar bisa kembali melanjutkan pendidikannya. Aksara sama sepeti
mandu karoke, mereka berpisah saat Aksara berusia Du
ibunya hingga akhirnya ibu Aksara tid
dia terpaksa harus bekerja agar bisa melanjutkan
k sana takut di marahin lag
sebagai tanda perpisahan. Dia pun melakuka
haan terkenal jadinya ya dia merasa insecure begitu. Tapi setelah aku jelaskan bahwa aku tidak mem
di kamar aku di kagetkan dengan kamarku yang berantakan dan
k-acak kamar aku! " T
aget ayah dan
r kamu, mungkin si mbok belum bereskan,
Tante itu gak punya izin buat masuk ke kama
amu. Mama Melinda itu m
mpak Tante Melinda mulai menera
alung jadi mama car
uh aku maling gi
eh bentar itu kaya kalungnya mama "
dan aku melihat kalung yang
an-jangan?
unjuku ke
ang hilang, " jawab tent
hah?! Ayah gak pernah mengajarkan kamu seperti itu!! " terlih
ahaya yang ngasih tadi siang, kat
saat itu baru dat
ucapku sambil mel
am.." Cahaya terl
pa yang ajarin kamu berbuat seperti itu hah?! " Tanya tente Mel
l jujur? " tan
Aku cuma di paksa
dar
ersambar petir mendengar
u sendiri kan yang ngasih kalung ini ke gue tadi siang?! " Aku benar-benar di b
innie!, Kenapa harus paksa Cahaya, kalo kamu mau kamu bisa kan ngomong ke
ng Tante Melinda, Cahaya yang ng
k..
Ini entah sekian kalinya dia mendaratka