Terjebak Skandal Playboy Tampan
rungkan. Hal itu justru membuat Laila semakin resah. Pasalnya sudah puluhan panggilan dari Bara tidak Lail
ertemu dengan Bara untuk saat ini
pus. Kampus ini nampak sepi, ah sepertiny
e depan dan menunduk. Namun kali ini, tepat Laila menatap ke depan,
alu dekat, tapi ada rasa dag dig dug saat melihatnya. Tata
a yang paling ramah, baik dan disegani. Tidak hanya itu, agamanya pun tidak perlu diperta
walau hatinya tidak. Hatinya berd
n melewatinya, Shaka berhe
ai
e
ggil namanya dengan begitu lembut. Bahkan dunia seperti
menyukai Shaka. Agama dan kepribadian nya itulah yang
nya memperkenalkan kalau kedua orang tua mereka saling sahabat. Maka
t Shaka menatapnya, namun tak urung m
mpus selesai. Kamu en
nar-benar. Jantung La
izin sama umi kamu juga kok," ujar Shaka
diri menatap Shaka.Lagipula Umi nya sudah tahu, itu b
ang kampus ya." Setelah mengatakan itu S
nya ia kesal dengan Ummi nya karena tidak memberitahukannya terlebih dahu
percakapan singkat itu membu
rullah L
pati Dena membisikkannya dengan
ena! Ishh, bikin
menyenggol bahunya membuat Laila langsung
menuju kelasnya. "Kamu sejak kapan ada
," jawab D
ah
ding Dena, "Mari kita tebak, aku rasa ... Kak Shaka ba
mana ajah deh, semakin
. dilihat dari gaya bic
k urung dalam hatinya i
bertepuk sebelah tangan kan? Nah, harusnya kamu bah
Ia memang menyukai Shaka sejak dulu, termasu
paling tahu tentang bagaimana seorang Laila
mudah itu, Na. Selalu terdapat kerumitan di dalamnya." Ent
unda Fatimah, yang mencintai dia layaknya Ali. Dan aku yakin kalau dia memang Ali mu. Aku
dia memang Fatimah? dan Shaka adalah Alinya? Lalu Bara? Ahh, memikirkan pria brengsek itu
alan dalam kehening
berani sam
u ricuh. Di depan sana sudah ada beberapa orang yang tengah berkumpul menonton per
u
u
u
ang mahasiswa dengan begitu sadisnya. Bahkan pupil matanya ikut me
ngin gue?!" sarkas Bara de
t bersamaan. Ia bahkan sudah berjalan mun
sengal menahan emosinya. Tempat itu benar-benar dibuat ricuh. Semua orang yang p
atikan baik-baik apa yang telah lo lakukan. Jangan pernah coba buat main-ma
e bawah dengan wajah y
so deh Lo?!" tanggap Bag
" umpat Jay denga
emenangan dan mulai membalikkan badannya meninggalkan
dibuat terkejut saat mendapati Laila yang me
ila
i meninggalkan tempat itu dan
demikin cepat. Berusah
takan itu Bara mence
nghempas tangannya d
tuk Laila. Ia menyembunyikan Laila dari tubuhnya yang sama-sama
bilang hah! Jangan deka
ya malas. "Urusan
rusan Laila, ur
ap tajam Laila yang berada di bel
iam. Engga
masalah janji! J
bentak Bara membuat Dena
ra.
tap tajam Laila. Tatapan ta
u," jawab Lail
waktu lagi?" Bara mengepalkan tangannya. "Okee! Gue kasih wa
Ia masih menjadi tameng untuk Laila agar
ener terjadi!" Tepat mengatakan itu B
inya. Bisa-bisanya pria brengsek itu mengancam s
"Dia udah pergi. Jangan takut, Dena kan selalu ada bu
a, sebelumnya..." Dena kembali ber
pernah berurus
sering dia lakukan. Lalu, apa aku berani berbuat mas
rkan kembali bahwa ia sempat bertem
yang l
an tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah 8. Ia berlari menuju kelasnya, hari ini pelaj
enar-b
tubuh seseorang hingga tumpukan buku yang
" ucapnya yang sekilas melihat seseorang
gerakannya terhenti saat pria itu juga ingin mengambil
malingkan wajahnya, memungut
Laila saat matanya melihat bu
pandangannya untuk m
uku Laila, namun sebuah foto yang berukuran kecil di dalam sana ter
, Laila ikut tertu
ini-
u, masa kecil
pikiran Laila. Dengan sigap ia mengam
hari pertama kita bertemu? " Pria i
a, ah maksu
" Laila sedikit menundukkan kepalanya. Berlalu cepat
ara itu menatap kepergian
saat ingatan itu melintas, me
i ap
menggeleng. "
waban a
tu! " ucapnya dan berlalu meninggalkan La
i awal dan sekarang benar-benar jauh berbeda? " ucap Laila dalam hati. Namun, se