Wilhem Village
a," Mira memesankan makanan untuk Ilya dan dir
dak suka makan di luar," Ilya meng
da Vincent untuk tidak pulang bersama,
ya, sepertinya No
sedang minum, ha
kanmu, cieee!!" Alis mata Mira n
itu hanya perasaanmu
rman memperhatikannya, karena Norman mencurigai Vincent. Bahkan Norma
ngsung pada Norman? Ilya cemas, kir
lihat sangat menggugah selera. Daging kecokelatan tampak empuk,
nya Ilya?" tany
pa pun. Ilya tidak mengerti, apa efek samping obat, atau kejadian bela
takan. Ilya mulai menyesali, seharusnya dia menolak saja ajak
il garam di atas meja, lalu menaburka
ali, namun tetap sam
" Mira bert
darah? Meski Mira tidak percaya pada vampir, tapi apa Mira akan tetap begitu di hari lainnya?
Ilya berboho
Mira lalu melihat vitamin ya
sakit, untuk meminta janji temu, agar dapat diperiksa kembali. Ily
a ada suara pintu d
a Vincent mengunjunginya? Setahu Ilya hanya V
unginya. Ilya kaget melihat Norman. Kenapa Norman bisa di sini? Dari ma
ah!!!" Ilya pun berusaha menutup pintu kembali, nam
uara bergetar, membuat Ilya merasa tidak enak. "Apa No
di sofa" Ilya membi
aknya apartemen dengan satu kamar, dis
at kaget, secara refleks Ilya mundur bersandar pada pi
irinya. Norman sudah menunggu-tunggu, momen saat Ilya masuk,
udah itu bukan?" Norman berbicara dengan tersengal-sengal. Norman terlihat takut dengan apa yang baru saja dirinya perbuat. Bagaimana kalau dugaannya salah? Bagaimana kalau Ilya
mundur menjauhi Ilya, memasang posisi
rembes di baju putihnya. Ilya bertanya dalam harinya, "Kenapa?? Apa salahnya? Kenapa Norman tega melakukan itu
ang berjalan mundur, "K
a, kalau-kalau darah yang merembes ke baju Ilya tidak membesar. Norman sibuk
bajunya, dan dia begitu terkejut. Ilya terduduk terpaku di lantai, jantungnya berde
aha menyangkal apa yang terjadi pada dirinya. Bagaimana bisa? S
!" Norman berteriak. Norman memega
ada waktu lagi, Norman merasa dia bisa berlari menghampiri Ilya. Norman
menghilangkan kesempatanmu untuk membunuh manusia yang tidak bersalah nantinya.
erasa syok mengetahui lukanya menjadi sembuh. Ilya ti
kaget melihat Mira memasang badan di depan I
an, dia panik melihat darah keluar dari p
an pada sahabatku?" l
ngung lagi. Norman menganggukkan kepalanya,
a menjebakku sekarang! Aku masuk dalam perangkapnya!!" Norman pun berlari, kabur mening
ap percuma, Mira sudah terluka, dan hanya akan menjadi sumber m
masih menancap padanya, sehingga Ia belum kehilangan banyak darah. Tetapi Mira s
ya, namun karena Norman mengunjungi
a yang baik-baik saja, meski hanya duduk diam tidak
erulang kali, sampai
rasa syok, Ilya tidak bisa bergerak. Ilya kaget
" ucap Mira dengan suara rintih.
n tangan Mira yang berlumuran darah. Mira me
Ilya. Kemudian Ilya memegang tangan Mir
RLAH! INI TEMANMU MIRA!!!" Mira ber
a??" Ilya dengan refleks melepas tangan Mira, "Maafkan aku
menyesal, kenapa dia tidak dibiarkan mati