icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Jangan Salahkan Aku Pergi

Bab 2 Perih

Jumlah Kata:1004    |    Dirilis Pada: 25/08/2023

rang ya?" pinta Adi yang mulai membuk

itu membuat Mer malu tapi juga bahagia. Terlebih lagi mendapatkan ta

pi... izinkan aku untuk membuka gaun pengantinnya dulu.

r menyewa perias pengantin untuk merias wajahnya. Pastinya kini wajahnya

wab Adi denga

u Mer di atas tempat tidur, dia mengambil

n closet untuk membuka gaun pengantinnya. Setelah itu, dia ma

n kaya mau copot," ujar Mer s

ka dirinya kini sudah menjadi seorang is

epat, lalu dia membersihkan make up yang menempel di wajahn

rtama dan juga terakhir untuk aku, semoga saja mas Ad

luar dari dalam kamar mandi. Dia menatap Adi dengan malu-m

ang." Adi melam

mpiri suaminya. Lalu, dia duduk tepat di sampingnya sua

istri aku, aku udah

s," jaw

ng seharusnya dia lakukan. Dia meminta haknya sebagai suami, Mer yang meman

menjaga kehormatannya merasa bangga, karena itu a

luar biasa," ucap Adi sesaat sete

masih menikmati sisa-s

g tumbang karena kelelahan. Mer bahkan dengan cepat terlelap dalam tid

cepat mengandung," ujar Adi s

Karena seperti itu lengkap sudah kebahagiaannya, mem

a jam k

, Mer langsung duduk untuk mengurangi rasa kantuknya. Saat mat

sok lelaki yang tadi pagi baru saja resmi menjadi suaminya. Lelaki ya

Mer ketika melihat suaminya ya

m saat mengingat kegiatan panas yang mereka lakukan sore tadi. Adi benar-benar

i dalam hidup Mer. Jadi, Adi harus benar-benar

un. Karena Mer benar-benar sudah sangat haus. Mer segera me

h sampai tandas. Basah sudah tenggorokannya saat ini,

impi, aku sudah bersuami," uca

e dalam kamar dengan membawa segelas air putih di tangannya. Mer sengaja mel

tatapan mata Mer tertuju pada ponsel milik suam

?" tanya Mer seraya menatap wajah su

uaminya. Keberuntungan seolah memihak pada Mer, karena ternyata po

ia tersenyum senang. Hal pertama yang ingin Mer ketahu

minya tersebut. Mata Mer menelisik ke semua pesan yang masuk. Dia memb

adi bertanya-tanya dalam hatinya. Siapa orang itu, apakah Mer sudah s

sekali dia melihat ke arah suaminya. Saat dia

bisa pulanglah besok, aku

ge

an anak panah yang menghujam jantungnya, seakan

pong, kepalanya tiba-tiba saja terasa berdenyut nyeri. Air matanya pun tak bisa

a ingin menangis sambil berguling-guling di sana. Ditatapnya wajah pria yang ten

r terasa teriris sembilu. Jantungnya seakan di

a, Mas?" tanya M

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka