Godaan Maut Ipar dan Mertua
erjalan ke arah kamar mandi yang ada di dekat dapur. Dan ketika m
dari balik pintu kamar. Sebenarnaya hanya ingin memberitahukan jika aku akan mandi dan ber
tidur Pak Dahlan, dan satu kamar mandi umum yang ada di dekat dapur. Kamar mandi di rumah ini, semua menggunaka
ncegah orang lain mengintip. Namun kali ini, aku sengaja tak meletakkan apapun di sana
ikit membanting pintu kamar mandi. Cepat-cepat aku melepas semua pakaian yang ad
kamar mandi, untuk memastikan apakah Pak Dahlan sudah menontonku atau belum. Penantian ini membuat tubu
Kucubit putting payudaraku dan kuremas payudaraku ikut mengkeras. Aku mengerang keras kee
g sudah benar-benar basah. Aku menggelitik klitorisku dan mulai me
ir di depan pintu kamar mandi. Hingga pada akhirnya, bayangan itu sekarang tak bergerak la
ES
mengawasiku dari situ. Dan aku tahu apa art
l pertama yang akan aku pamerkan kali ini adalah, pantat bulatku. Pantat indah yang cukup le
sambil menyenandungkan sebuah lagu, aku goyang-goyangkan bongkahan pantatku dan
ku tahu jika Pak Dahlan saat ini masih mengintip. Da
ik bongkahan pantatku kekanan dan kekiri, untuk mempertontonkan celah vaginaku
skan untuk segera mandi. Kuguyurkan air dingin melaui shower yan
Dari posisi yang memunggungi lubang kunci. Aku lalu memutar t
duk, supaya Pak Dahlan bisa melihat, betapa indahn
ar pada dinding kamar mandi. Kali ini posisiku berdi
ketika aku berulang kali mengusap
a-sama. Putting merah mudaku yang mengeras pun seolah tak mau ketinggalan, mereka sepert
angkanganmu, selalu membuatku terangsang, yaaaah, oooh ssst..." desahku lirih sambil terus
Panji... pasti Bu Marni selalu ketagihan merasakan sodokan ayah,
h setiap saat. Yaaah tahukah jika anakmu sudah tak mampu lagi memuaskan istrunya. Aku in
udah kew
u tangan, aku dorong payudaraku ke atas dan mencoba untuk menghisap salah satu putingku. Tanpa
kunci dan memamerkan kebulatan pantatku. Lagi-lagi, aku me
ng semula hanya mengais-ngais klitorisku, sekarang sudah mulai mengobok-obok dengan g
n, oooh aku sudah lama menginginkannya, Yaaaaa.." lenguhku agak keras untuk
bersemangat ketika melakukannya. Walau aku tak tahu apakah kalimat-kalimat mesum barusan bisa terdengar oleh Pak Dah
astinya aku juga sangat menginginkan dirinya. Kutusukkan jari
tuaku sangat terangsang dan beronani. Dan dengan membayangkan yang dia lakukan di balik
erti apa. Yang jelas, aku sama sekali tidak ru
onani dengan memngkhayalkan diriku? Bis
*