Godaan Maut Ipar dan Mertua
luh enam tahun dan telah menikah dengan Mas Panji Gumilar kurang lebih tiga
yang berarti dan terbukti cukup langgeng, walau sampai saat ini kami masih tinggal di pondok mertua i
sangat bagus. Mas Panji benar-benar sanggup memuaskan libido dan gairah seksualku yang meletup-letup dan cenderung hypersex. Aku sendi
erkaitan dengan urusan ranjang. Id-ide dan gaya kreatif dalam bercinta selalu kami praktik
gandung alur cerita yang tidak terlalu berat, alias cerita-cerita keseharian yang dirasa sangat familiar dengan kehidupan nyata. Cerita-cerita jenis demi
airah. Bahkan sanggup melakukannya beberapa kali dalam satu malam, dan tentu saja dengan pencapaian kepuasan yang maksimal
kami rasakan jika benar-benar semua fantasi itu terwujud dalam kehidupan nyata. Beberapa kali Mas Panji bahkan menyuruhku untuk mencoba membuat cerita kehidupan
menyimpang yang justru lebih sering kami baca. Cerita menyimpang itu semisal hubungan terlarang yang tak biasa antara
uaminya, sering dilontarkan Mas Panji ketika kami hendak tidur. Beberapa kali dia bahk
rita dewasa yang biasa dibacanya di berbagai paltform online. Dan aku pun menduga obrolan Mas Panji itu hanya sebatas di s
obrolan aneh suamiku itu secara tidak langsung telah menumbuhkan benih-benih obsesi aneh dan imajinasi liar dalam pikiranku. Terkadang aku pun suka
uaku, usianya kurang lebih 55 tahun. Beliau seorang PNS dengan tanpa jabatan tinggi dan sebentar lagi a
au masih sangat cantik dan energik. Dia rajin merawat diri disamping dia juga punya usaha warung maka
askan terlalu detail nanti akan ada adik iparku yang akan lebih jauh menjelaskannya. Suamiku akan
lau pun ada libur, pasti dimanfaatkan dengan jalan-jalan atau belanja dengan teman-teman arisannya. Terkadang juga mengaj
awaannya selalu ceria, pandai membuat celetukan-celetukan segar yang tak terduga dan sontak membuat kami tert
kurang-kurangnya jadi komandan Satpol PP, atau Satpam. Kulitnya sawo matang, raut wajahnya tegas walau senantiasa dihiasi senyuman,
m angan dan imajinasi liarku. Jika aku dan suamiku sedang ngobrol atau berdiskusi sesuatu yang berbau mesum, terutama tentang
ayah mertuaku jauh lebih gagah dan matang dibanding suamiku. Tentu saja karena usia mereka pun jauh berbeda.
mertuaku. Aku yakin walau suamiku ingin melihatku bercinta dengan lelaki lain, tapi tidak mungkin mengizinkan istrinya bersetubuh
setubuh dengan suamiku, bayangan Pak Dahlan justru yang mendominasi fantasi liar seksualku. Dengan membayangkan Pak Dahlan
an diriku?' Sering aku bertanya-tanya dalam ha
rus berusaha menggunakan berbagai cara untuk menghilangkan pikiran-pikiran aneh itu. Menantu
emakin berkeyakinan jika Pak Dahlan masih sangat perkas
elihat dari sikap ibu mertuaku yang selalu romantis dan manja pada suaminya itu. Hal itu bisa men
tuaku. Karena dengan alasan selalu kegerahan, saat berada di rumah Pak Dahaln
mpak, alias celana dalam. Hal tersebut bisa aku ketahui saat mencuci pakaiannya
erlihat begitu besar dan menyembul di selangkangannya, teru
yang tampak besar walau sedang tidak berdiri. Bisa dibayangkan seperti apa jika benda ajaib itu
esi dengan ayah mertuaku sendiri? Mungki
a pasangannya. Dan selama ini juga belum pernah aku dengar gosip tentang kenakalannya. Bahkan dia juga tidak
an kerjanya. Ya mungkin karena dia senantiasa sarungan dan memang nyaris tidak pernah ke
*
setiap hari, masukan cerita ini ke dalam rak perpustakaan atau set
melanjutkan membaca unt