King Of King
calon putra mahkota yang akan menggantikan dirinya kelak. Tetapi si dukun meny
yang melahirkan seo
n di tem
ng besar itu, dan si pimpinan segera memandangnya sambil mengangkat kedua tangannya ke at
eriak, "Kelak salah satu dari keturu
aling lirik satu sama lain. Mereka tidak ada yang percaya dengan ucapa
ok suku Glong yang
ukuran sedang dan masih berada di lingkungan istana
tersebut dan tampak seorang wan
ajah si bayi dan selir itu sejenak. Lalu ia pun ber
"Memang tugas hamba memberikan
dariku?" tanya Kaisar Oro sambil tangannya
bali berkata, "Selain kamu meminta jadi P
gan suara pelan. "Aku hanya meminta agar dapat m
keempat itu, dan si selir pun menatap kedua
u, aku datang kembali untuk mengambilnya dan membawa dia ke dalam istanaku. Dan kamu hanya boleh datang satu kal
pat menawar lagi. Karena kepu
tetapi sebelum ia menutup pintu, ia berkata lagi tanpa menoleh ke belakang, "Aku akan menyuruh orang un
rdengar suara pelayan memangg
seperti ini! Tidak tahukah kalau selir keempat telah
kan dari si Kaisar, ia pun menjatuhkan diri sambil berka
alnya tidak tertutup rapat. Dan ia pun cukup terkejut ketika menden
lisabet, 'Ka
un itu menggerakan tangannya untuk mempersilahkan agar Kaisar i
aisar itu mendadak menghentikan langkahnya untuk sekali lagi menengadah lagi ke langi
ulia. Bintang itu untuk putramu dari Permaisur
earah si dukun. Ia m
Yang Mulia tidak meliha
di hadang oleh si dukun sambil berkata, "Sebaiknya Yang M
g kamu katakan. Aku harus lebih memperhatikan putraku sendiri d
ungguh telah memberikan dirinya seorang bayi laki-laki. Ia pun segera mengecup kening Syifa dan berkata, "Te
ya tersen
epada sang permaisuri, "Hadiah ap
api ia tahu kalau Permaisuri akan meminta yang tid
nmu, walau itu berat bagiku. Akan tetap aku l
a kepadamu. Tetapi saat ini aku sangat lelah sekali,"
ya. Dan ketika ia hendak menutup pintu,
rkata kepada si dukun, "Ambillah uang ini!" samb
tangan sebagai tanda ia tidak mau mendengar perkataan sidukun itu lagi sampai hari esok. Rupanya si d
h tidak peduli lagi de
amarnya dan mematikan lampu. Ia p
tera lalu meniupkan udara ke arah kamar tersebut, selesai berbuat dem
barkan diri satu per satu. Dikarenakan si Kaisar y
dak ada lagi hingga-binggar. Yang terdengar hanyalah suara hewa
tu dari penari yang tadi tampil menghibur kaisar. Ia pun mengumpat dengan kesal, "Sialan tuh, si dukun. Padahal aku suda
rempuan