Bukan Cuma Rommate
i minggu dan baru pukul tujuh ta
mpuan itu lakukan dengan
ng, rasa kantuk masih memaksanya untuk tidur tapi dia betulan terganggu dengan suara-suara di luar yang menyaingi suara di diskotik murahan. Delmar sempat mencoba
setan dengan penampilan, saat itu yang ada di pikirannya adalah membentak habis-habisan
*
ghapus kejadian kemarin sekaligus bahwa saat ini nyatanya dia hanya sedang menyedot debu dari karpet tebal yang berwarna busuk di bawah kakinya. Gyda saat itu hanya mengenakan atasan sederhana berlengan pendek diatas lutut yang menutupi celana hot pants yang
n dia dijuluki mesum, sebab kemarin ketika dia membuka salah satu kamar. Gyda menemukan poster perempuan dengan pose seksi
erjaan rumah untuk mendistraksi pikirannya sendiri. Pandangan mat
gnya dan bagaimana dia bersikap pada Gyda, anehnya dia justru malah merasa sedikit aman dan yang paling penting dan terbaik dari itu adalah Delmar bukanlah tipe-nya dan
as terlalu sederhana dan tidak keren sama sekali. Dia masih ingat pria itu menguap di depan mukanya, sambil menggaruk dir
pelampiasan dengan mencari pacar baru. Dia bahkan sempat memikirkan ide gila untuk mengencani teman sekamarnya, tapi melihat ge
ung dia keluarkan dari daftar
an yang paling penting harus tahu bagaimana caranya memperlakukan perempuan dengan benar. Tanpa salah sat
nya terbuka lebar. Gyda kemudian mendongak untuk berhadapan langsung dengan teman sekamar barunya. Kini dia berdiri tepat di depannya d
lihat seksi?" gum
cara tanpa izinnya. Menatap si pemuda yang masi
eras dan bernyanyi disini pagi-pagi dan menganggu ketenangan tidurku!" Delmar telihat menuntut pada Gy
tidak mengatakan keras-keras apa yang ada di kepala. Tapi kemudian dia menampar dirinya sendiri untuk mengembalikan kewarasannya ke titik semul
ti yang anda lihat Tuan Muda pengoleksi majalah gay dan poster porno," sindir Gyda. Bagus,
i terlalu berisik... dan aku sedang tidur. Dan um... tentang k
k peduli itu milikmu atau bukan, tapi yang pasti aku melihatnya berserakan di ruangan yang kau akui
kearah lain. "Kalau mau bersih-bersih kau bisa gunakan benda yang lebih tenang dan klasik. Sapu mi
ngan Delmar lagi. Dia takut terpesona dan tidak waras jika berlama-lama menatapnya. "Dan musik membuatmu lebih bersemangat mengerjakan semua pe
aja dan lanjutkan nanti? aku mau
l maksimal sehingga dengungannya lebih tinggi. Membuat pria itu harus bicara le
aanku harus di jeda. Aku tidak bisa tenang
sel Gyda disusul dengan direbutnya mesin penyedot debu dari tangan Gyda. Delmar kemudian
tu yang tidak penting. Aku benci harus menunda pekerjaan yang bisa di selesaikan saat itu juga. Lagipula apa masalahmu? Ini suda
sepuasku. Kau tidak berhak ikut campur dan ber
u sama lain? kau bisa berpura-pura aku tidak ada disini. Semua beres kan?" t
sini kalau kau terlihat di depan mukaku dengan suara-
a sesuai dengan keinginanmu. Terserah padaku bagaimana caranya aku melakukan ini, tidak ada aturan soal ini. Sumbat saja telingamu dengan kapas atau sesuatu. Sudahlah pergi
dirinya. Gyda jadi penasaran sejauh mana pria itu bisa bersabar. Apakah dia akan memukulnya seper
tidak melakukan apa-apa. Delmar hanya membisikan umpatan yang t
a bisa
ngannya, gadis itu melepaskan cengkramannya dari alat penye
tidak karuan. Ini jelas tanda yang agak ber
dengan jantung bodoh ini? kenapa tidak bisa berdetak dengan norma
kak penuh kemarahan dalam kondisi rambut yang tergerai dan hanya mengenakan kaos tanpa lengan yang memperlihatkan beberapa otot di bagian
ut yang terukir indah bagaikan pahatan dewa dewi, pinggang yang ramping dan pinggul yang sempurna, kulit yang sedikit kecoklatan yang indah dan oh... sekali lagi Gyda menamp
pikiran yang mampir di kepalanya. Gyda ingin menyangkal soal fakta mengerikan yan
utuk. "Ya Tuhan! kenapa dia ha