icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

MY GHOST WRITERS

Bab 4 Bulan Madu

Jumlah Kata:1523    |    Dirilis Pada: 15/07/2023

imalnya, di masa bulan madu begitu indah. Hari-hari pertama menjalani rumah tangga selalu hidup dan berwarna. Tapi, tidak untuk pasangan yang baru mengadakan pesta besar-besaran di jantung kota rad

rtama setelah menikah dia sudah ke

Nggak bulan madu, Nai?" tanya Rahmayuni

nyalami Bu Rahma samb

kemarin. Karena pengantin perempuannya mahasiswi s

lagi akan banyak orang menanyakan soal

. Dia merasa ambigu dengan jawaban yang baru dia lo

sar itu?" Bu Rahma berjalan beriringa

aina berusaha s

lami Naina dengan penuh semangat. Wajah mereka berbinar. Sem

hidup Naina saat ini. Dia berusaha tenang dan santai, bahkan kadang terasa geli saat kawan-kawannya meng

uliahnya saat melihat Naina duduk di bawah pohon sambi

suka bakso goreng?" jawab Naina sambil men

ang kaya?" Sari menempel punggungn

suka kamu ngomong gitu!" N

n?" Sari menoleh ke ka

dulu, tidak ada bedanya," Nain

an Lian. Dan aku juga tidak menjadi perempuan se

tahu. Kalau malam pertama mereka saja di lalui dengan keadaan tegang dan ,menakutkan. Bahkan,

ma sekali tidak berani menoleh kearah suaminya. Di saat tengah malam, Naina tah

yani, dipenuhi nafakah biologisnya. Tapi, dari sikap Lian yang dingin dia sangat ketakutan. Pagi itu, saat melihat Lian bersiap-siap ke kantor Naina juga mi

kemana?" tanya

dan Lian sali

imbingan dia. Lian juga banyak

enatap putranya yang keras kepala itu. " Lagian Naina masih

aja, Bu," s

ma seperti Lian!" Yuni mendekati menantunya

na sekilas melih

ulu! Udah telat," L

Ibunya membiar Lian mencium pun

as, " iya, Ma. Lian antar

na. Apalagi Lian tiba-tiba bilang mau mengantar. Sekejap Naina berlari ke kamar tamu tempat ibu da

l. Setelah mendengar klakson bertubi-tubi di halaman

lelet," ucap Lian tanpa

aina hanya mematung dengan keringat dingin di tempat duduk. Dengan ragu-ragu, saat tiba di kampus, Naina meraih tangan Lian

enjadi istri yang baik," ucap Naina sendirian se

*

erapa hari ya!" ujar Yuni sam

ya Lian sambil me

Yuni bersuara dengan mata berbinar-binar. "Ya, kan, Pa?" S

erang ke Pulau Weh juga," Faisal ikut ter

," sahut Lian sambil mengedar pandangan Ke Naina. " N

Naina menguatkan

nggak bisa libur?" Yuni menatap

ulau Sabang dan Pulau Weh untuk kita. Jad

gkan Lian menghembus napas

eal ya sayang?" tanya

wab Naina kura

ewi juga ikut ya!" tambah

uga?" sahut D

r diving juga," Yuni menunjukkan kegembiraann

*

stri bahkan sekadar memandang saja tidak boleh. Lian sama sekali tidak menunjukkan sikap lembut kepadanya. Naina tahu, dia memang tidak menarik untuk suaminya itu. Dia juga terkejut

s dengan bantal-bantal. Tengah malam Lian memilih tidur di sofa. Lian sering meninggalkannya

. TIdak ada siapa-siapa di sana selain omb

h yang tiba-tiba memeluk

bu. Ingin dia sampaikan semua yang sedang dirasakannya. Tapi, memilih diam seorang

keliling. Mertuamu lagi istirahat," sahu

yang serba kecukupan. Tiba-tiba kita terdampar ke rumah kontrakan dengan masalah hidup yang jungkir bal

sib mereka yang diombang-ambing oleh nasib. Dan kini, seben

ceh? Nggak usah pulang lagi ke sana?" tawar Naina. Dia teringat kalau

ingat kelakuan laki-laki yang dulu hanya sopir suaminya, Yus

Bagaimana kalau ayah nekat menjual mereka? Lebi

ama-lama di rumah mertu

ikan rumah untuk

u tetap sekolah seperti dulu," Fatimah

u," sahut Naina sambil m

sal di homestay. Faisal tiba-tiba mengetuk pintu kamar Fatimah. Pere

a sebentar di bela

h," sahut

nak untuk santai. Tanpa saling memandnag Faisal dan Fati

ian selama ini?"

i akibat ulah temanmu itu,"

Ap

sekarang tidak p

pandangan penyesa

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka