Premanku Canduku (Digilir Tetangga)
rasa takutku sangat berbeda. Ada aura aneh yang kurasakan saat menatap mata jalangnya hingga bulu k
i ada di rumahnya. Pasar, terminal, stasiun kereta, tempat
l apalagi dekat dengannya. Namun karena rumah kami berdekatan, mau
sik terhadapku. Namun tatapan mata serta ucapannya ter
itu. Namun demikian aku tetap berusaha seolah baik padanya. Se
idola emak-emak atau bahkan gadis-gadis di kompleks sini. Kulit wajahnya yang sedikit legam, akan te
gar di sekujur tubuhnya, yang menurutku sebena
amar tidurku untuk menghindarinya dan sedikit menenangkan jantung serta pikiranku yang masih kacau tak karuan. Dala
ku keras karena
an begitu saja menahan pintu kamar yang hendak aku tutup. Dan dalam hitungan deti
mandnginya dengan mulut komat-kamit memebacakan mantra dan doa-doa yang aku bisa.
an aku masih tak menyadari saat dia m
u terbata-bata dengan suara yang benar-benar bergetar.
mar dan berlari keluar meninggalkannya. Tetapi dia jauh lebih s
eseksian tubuh yang lu miliki. Benar-benar kecantikan yang sangat sempurna. Sayang sekali suami lu tak berdaya. Khaya
amiku baik-baik saja! di...dia sangat perkasa!" Ak
memuskan?" Alex menyeringai. Entah mengpa kulit waj
a meyakinkan diriku
dengan memuaskan. Wajah elu aja terlihat sangat sangean, Siska. Itu akibat
yang dia ucapkan sama sekali tidak salah. Namun dari mana manusia tekutuk ini bisa tahu kalau Ma
san dari cowok kan?" tanya Alex dengan tata
orot matanya yang sangat tajam. Omongannya benar-benar biadab dan sukses mem
Alex berbicara dengan sebegitu yakinnya dan arogan. Dia b
semakin kuat merinding. Aku seperti jatuh dari ketinggian tanpa tahu batas akhirn
esepian dan kehauasan akan belaian jantan seorang lelaki. Namun dia pasti tidak tahu jika model-model seperti ini sangat tidak k
h meng
n pinggangku untuk dipeluknya. Harga diri dan martabat
wannya habis-habisan. Tanganku meraih apapun u
aan, hahahahah!" Ale
ya sekenanya pula. Tetapi, dia sangat tangguh dan kuat. Alex yang berpostur tegap dan
menyeret paksa tubuhku ke atas ranjang. Dia
na rumahku relatif jauh dengan tetangga. Jarang sekali ada lewat di dekat rumahku wa
meringkus tangan-tanganku dan mengikatnya dengan kain kerundung
at!" bentaknya dengan penuh amarah sera
menangis dan berteriak sejadi-jadinya hingga akhirnya dia menyumpal mulutku,
talku. "Ayolah, Siska, jangan lagi memberontak. Nanti lu lelah sendiri. Percuma aja perlawan lu kagak akan ad
betul-betul lihai. Mungkin memang dia tukang perkosa profesional. Dia bahkan sudah sangat
an behaku hingga lepas. Lalu dilemparkannya ke lantai. Kemudian dengan wajahnya yang menyirai, dia memben
hnya yang kurang sedap sontak membuatku hampir muntah. Sepertinya sudah lama dia tidak mandi. Namun sejurus kemud
adaku. Tangannya juga meremas-remas payudaraku dan dengan jari-jarinya dia memilin putin
kagak akan nyakiti lu, kalau
tak dan menggeliat, namun sia-sia. Aku laksana kijang yang telah lumpuh dalam terkam
sumpal. Yang ada hanya air mataku yang meleleh deras. Aku memandang ke-langit-langit kamarku. Sun
pku dengan penuh birahi. Aku menghindari tatapan matanya, namun dia justru
sekuat tenagaku agar dia berhenti melaku
*