Premanku Canduku (Digilir Tetangga)
nya cuma sebentar?" tanya Mas
rolnya lama banget sama teman
n hangat buat kamu, Sayang" ajak Mas Bayu sambil terse
uk ke rumah dan bergegas masuk kamar mandi. Aku tidak mau Mas Bayu melihatku mena
nusia brengsek itu. Di dalam rahim istrimu kini telah tersemai benih seorang prema
tidak menjadi raungan keras yang akan membuat suamiku cemas dan b
t lelah. Mas Bayu memahami keinginanku dan dia memang selalu mendukung apapun yang ingin aku lakuk
Saat di motor tadi kami sama sekali tidak bicara. Namun saat aku turun dari motor, Alex memerik
ntuk menikahiku. Namun Alex tetap memaksakan hingga mengancamku akan membuangnya ke suang ji
, maka aku pun sudah punya rencana lain. Uang itu akan aku kembalikan pada neneknya dalam bentuk mak
a hendak mencari uang yang banyak untuk menafkahiku sekaligus melamarku kelak jika sudah bercerai den
ya lelaki berorientasi seks menyimpang alias tidak normal. Dia aslinya lelaki penyuka sesama lelaki. Sebanrnya
aku berpura-pura tak acuh dan tak mudeng. Karena dia memang selalu menunjukan sikap kurang sukan
angun dengan Alex. Hanya saja dia tidak pernah terlibat kriminal dan juga lebh elegan, bersih d
inkah ucapan frontal Alex dan sindiran halus Bachdim ada kaitannya dengan orientasi seksual suamiku s
untuk ukuran lingkungan sekitarku yang orang biasa-biasa saja. Bahkan sempat menjad
olitik atau pun dunia bisnis. Wajar saja jika tidak mengenal dan tidak merasa wah dengan kedatangan mereka. S
dangi pantulan bayangan diri pada cermin yang lemari pakaian.
ong. Dia selalu mengatakan aku gadis tercantik di kampungku dan sekitarny
la, seperti yang diucapkan oleh eluarga, kerbabat, dan teman-teman dekatku tadi saat berpaspasan sebelum aku masuk k
melekat indah di tubuhku. Memamerkan setiap lekuk tubuhku y
ng kembarku yang tampak ranum disangga korset yang kencang. Pinggangku yang ramping s
agi ketika dipadu dengan kain batik yang melilit bagian bawah tubuh
elegan, serta slop warna senada yang kukenakan. Riasan wajahku pun tampak kemilau yang m
ya aksesoris dan kembang goyang yang tersemat di antara sasakan sanggul rambutku. Ta
ga yang mendadani wajahku. Walau seorang lelaki, namun hasil karyanya benar-benar menakjubkan. Aku yakin, di kampung
di luhung. Uang memang tidak bisa berboho
ak gagah, tampan menawan dalam balutan busana pengantin adat Sunda yang senada dengan y
a orang terkesima. Mereka pun tak menduga di kampung yang jauh da
rsembahkan keindahan yang tak ternilai demi melengkapai kebahagiaanku di hari
tri dan anak-anaknya pun sempat menagis sesenggukan turut b
ruapakn jodoh yang tak terduga, namun aku sudah sangat ikhlas menerimanya dengan lapang dad
ma kami akan dihabiskan di sebuah villa mewah yang telah dipesa
i yang akan melaksanan malam pertama dengan dahsyatnya di sebuah tempat yang sangat s
membawa kami sudah standby di depan rumah, sehingga pada saat melewati penonton hiburan dangdu
m pertama. Semoga tidak ada sesuatu h
unga melati harum semerbak menerpa hidungku saat memasuki kamar p
tih, warna favoritku. Di atas ranjang pengantin full dengan aneka kelopak bu
au masih ada kejutan-kejutan lainnya? J
*