MENIKAM MENTAL SUAMI DAN GUNDIKNYA
bisa mengurus Safiyah, ayahnya juga sangat sibuk akhir-akhir ini." Ucap bu Sukma, nenek Safiyah. Wajahnya tampak p
ah minta digendong, tak kuat jalan katanya. Biasanya bila ditemani neneknya, mereka akan naik ojek pulang. Pagi
i sudah kenal
ar ojek sampai rumah Safiyah tadi, mending dibelikan garam atau ro
i untuk bapaknya tiga ratus ribu dan keperluan sehari-harinya sampai gajian tiga bulan berikutnya lagi. Kadang Sawitri menyimpan gajinya di celengan miliknya seban
ak capek jalan kaki." Bu Sukma memperhatikan bulir keringat yang
itri mengusap keringatnya dengan ujung j
an Safiyah membuat jantung Safitri kalang kabut. Mana boleh ia temani muridnya i
bab harus masak." Ucap Sawitri sambil me
itri bawa pulang, tertegun sejenak tadi mendengar permintaan cucunya. Kemudian beliau memperhati
au harus masak terus untuk ayah sama aku. Ayah itu makannya banyak bunda." Seloroh si kecil Safiyah, b
i rumah Safiyah." Sawitri merapikan
minum dulu bu guru. Diminum dulu Bu." Bu Sukma
membuka penutup botol dan meneguk air dingin itu hingga tersisa setengah botol saja. Haus benar bu guru ini. Rasa dingin men
banyakan, maaf jangan marah Bu, ini buat bu guru bawa pulang." Ucap bu Sukma s
p Sawitri sudah terharu saja dengan pemberian bu Sukma. Orang k
elihat ekspresi bahagia Sawitri. Ya Allah, mau sekali rasanya bu Sukma p
bu Sukma. Namun drama yang dibuat Safiyah yang tak membolehkan Sawitri
awitri yang sambil menenangkan Safiyah yang
tuanya, pasti belum makan. Orang tua itu sangat berat untuk turun ke dapur, pada
ang sabar dalam mengurusnya. Dulu Safiyah ingat pernah sekali mamanya datang, namun hanya sejam, sebab terlih
au bikin bunda sama nenek susah kan." Sawitri
sok temani aku sampai
angsung bobo siang sama nenek, ya." Ucap Sawitri pelan, sambil menurunkan S
smabil mengangguk dengan bibir
ketemu, besok sayang." Sawitri melambaikan tangan saat ber
dibalas Safiya