His First Love
rena aku tidak kunjung keluar dan katanya pelayan menemukanku dalam kondisi terbaring dilantai. Saat siuman aku mendapati dokter Robbia yang merupakan dokter kepercayaan keluarga
nya dengan tergesa-gesa seo
uh Anda. Bila Anda merasa Anda menderita sebuah penyakit. Saya rasa penyakit yang Anda maksud adalah mental," ujarnya gampang. Dia barangka
terseret dalam peristiwa ini dokter. Anda sendiri pastinya tidak akan percaya dengan sakit kepala yang sekarang sedang saya rasakan..." Aku juga tidak be
rasakan hanyalah perihal kecil. Tapi saya tekankan pada Anda bahwa kondisi tubuh Anda sangat sehat. Anda tidak menderita penyakit a
ita sebuah penyakit. Karena yang saya rasakan itu nyata. Saya b
pikir tipu muslihat Anda dapat membodohi saya? Inilah yang tidak saya sukai dar
entu saja dia juga menambahkan kalimat pedas sebelum pergi dari ruanganku dengan berbicara nada keras yang tentu saja akan mudah didengar oleh para pelayan yang hobby menguping disekitarku. Mereka selalu menertawakan aku dan berpikir aku bertingkah untuk menarik perhatian. Menganggap bahwa rasa
dakan sang ibu mertua. Jika aku tidak pergi akan menjadi persoalan rumit lagi, oleh sebab itu aku menggerakan tubuhku untuk turun dari ranjang. Memaksakan diriku sendiri u
lebih banyak diisi semau mereka. memperlakukan dan mendAndaniku semau mereka. Beberapa kali aku mendapati mereka menyisir rambutku keras-keras hingga aku mengaduh kesakitan. Sungguh... perlakuan mereka benar-benar terkadang tidak bisa aku terima. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku
l sisir. Aku tahu ini adalah timming yang mereka suka. Tapi
beku. Aku tidak punya ekspresi yang bisa aku perlihatkan s
nampak saling pAndang sesaat.
uatu yang membahayakan nyawa,"
nar. Tapi dia justru lebih memilih memberikan apa yang aku perintahkan dengan cara melemparnya
n rambutku berjatuhan secara dramatis disaksikan oleh mereka yang nampak terbelalak tidak percaya. Rambut panjang adalah simbol dari keanggunan, kesucian, dan kemurnian seorang wanita kerajaan. Memotong rambut adala
ulai hari ini saya tidak butuh pelayan untuk mengurus diri saya." Tatapku tajam. Lalu seberkas kurva tertar
a mem
laporkan tindakan saya hari ini silahkan laporkan
masam sedikit terlihat lebih cerah. Nampaknya mereka bersyukur aku melakukan tindakan ini. Aku tahu sejak lama bahwa
hilang begitu saja. Tapi setidaknya dengan ini aku bisa sedikit lebih membuka diriku dan berani bertindak. Aku sadar bahwa tidak ada yang berubah bila
ajah yang tidak lagi aku gunakan selama dua tahun kebelakangan. Aku tidak tahu rasanya bahagia. Aku lupa caranya tersenyum. Apalagi tertawa lepas seperti dahulu. Aku meraih sesuatu yang terdekat dengan pita rambut berwarna merah yang bertahtakan
ekspresi muka yang dingin. Seolah-olah hari itu adalah hari dimana aku akan