Warisan Pacar 3 Bulan
arta. pekerjaanku adalah mencari perusahaan yang membutuhkan pendanaan, juga melakukan survey dan meng
emeriksanya setelah semua data sudah lengkap, di
gajinya sebulan. Pekerjaannya pun bujubuneng banyaknya, karena harus memeriksa satu persatu data perusahaan, mul
kerja, terutama saat masih menjadi sales. Sering kali aku ditawar oleh tante tante sosialita kes
membicarakan ini di
n kamu ini kalau kamu mau
g saya saja? Kamu tidak perlu cape kerja menawarkan produk seperti ini. Saya bisa kasih kamu apa sa
g mengambil langkah seribu. Kadang ada yang sampai menerornya berminggu mingg
au dijadikan berondong hadiah arisan,
bahku, Bu Riska. Dia mengajak bertemu di salah satu restoran mewah d
engajakku kesana untuk membicarakan proposal pendanaan yang minggu lalu kutawarka
apai target bulan ini. Membayangkan bonus yang bisa kudapat jika bisa mencapai target membuatku senyum senyum sendiri se
elakang restoran tersebut. Ruangan itu terlihat mewah, perabotnya terlihat sangat elegan. Hanya ada
rkirakan usia mereka hampir sebaya, sekitar empat puluh sampai
tiku dari atas ujung rambut sampai ujung sepatu, bahkan tanpa malu memper
aat menyapa mereka satu persatu. Perasaanku semakin tidak enak saat mereka t
menatapku sayu dan mengelus pahaku saat menawarkan makan dan minum. Sentu
alaupun pendingin di ruangan itu bekerja maksimal. Rasanya aku
i berpikir cara tercepat untuk keluar dari tempat ini, aku m
ba aba untuk mulai mengocok kertas arisan mereka, mereka semua langsung heboh, mereka terus melih
ku juga dipertaruhkan disana. Kemudian si ketua menyebutkan sebuah nama. Si Ibu yang disebutkan namanya memekik girang, dia berlari ke
Gerakan tiba-tiba dariku membuat si Tante terjatuh dan menjerit. Tanpa memperdu
Di pikiranku hanya ada satu hal, yaitu segera pergi sejauh jauhnya dari temp
kan tisu basah padaku. Karena aku tidak merasa mengenalnya, aku terdiam bingung menatap di
s dulu bekas
jahku langsung
usat perhatian di dalam mall tadi. Kupikir itu karena diriku y
*
Kejadian Perkara, Bu Riska terus menelep
isan sebesar lima ratus juta itu untuk diriku dan nanti akan ada tip lagi dari Bu Mona, si tante gendut
rian, hiiihh.. Membayangkan melayani para tante itu masing-masing seharian membuatku p
memblokir n
saja di restoran. Dan aku bisa melihat dari tatapan pelayan disana kalau mereka tahu yang terjadi kemarin dan sekarang se
ya jika hanya sendiri. Aku selalu mengajak teman, baik pria
*