Sekarung Beras untuk Ibu
ng_beras
a
lah," ucap D
arin sama sekali tidak disentuh oleh
ena karungnya bocor dipatokin ayam, sementara cipra
kedalam kantong plastik. Sementara karung yang kotor dia lap pakai u
ngar, sepertinya seseo
eluar dengan mengucek matany
akan ayam, kan sayang?" ucap Dahlia sembar
untuk makan ayam, beras mer
a, ibu langsung masuk
matanya sudah memerah. Begitupun denganku, dada ini
jawabku
otor, Ridho yang masih mengantuk mendengakkan kep
sampai
udian Ridho kembali membenamkan wajahnya
ankan motorku dengan kecepatan terendah, karena jalanan licin. Di desa tempatku dilahirkan memang belum terja
engistirahatkan otak yang sangat capai, tapi aku harus berangkat kerja. Kulirik aku Dahlia lewat kac
ugenggam erat tangannya agar bisa mentranfer energi untuknya. Bukan hanya dia yang terl
bang kamu gak tahu." Dahlia. Mengur
am dia begadang sama Farid, makanya dia tertidur sepanjang jalan.
busa yang telah tipis, aku langsung m
Akupun mengambil piring, kemudian menyendok nasi dari dalam megicom yang s
samping rumah. Dahlia tidak menjawab, mungkin dia tidak dengar ka
ing rumah, karena aku aka
lia tengah melamun. Dipangkuannya terdapat
panggil
n?" tanyanya gugup. Tangan ka
ya!" pintaku, walaupun aku sangat membenci sikap i
a mas, aku cuma kasian sama ini beras, sa
nyuruh narok beras itu diteras, karena didal
bil lembur mas," pintanya. Ya ... Aku rasa lembu
guk dan meraih tanganku untuk dia c
u pada Sekarung beras diabawah meja. Itu seperti beras yang kubeli d
h, demi memastikan karung beras
tikan beras itu lebih malah dari yang kub
a kerumah ibu kamu ganti?"
ang mas beli untuk ibu, aku merasa kalau ibu tidak akan suka dengan beras yang kita bawa, makanya aku beli lagi yang sedikit mah
arusnya minta maaf, nanti mas ganti uang kamu ya. Kalau
hlia lagi, dia beranjak kedalam dan meleta
yodorkan kotak nasi yang dia m
yang masih terparkir dipinggir jalan. Kemudian m
i aku juga diajak haji Mansur mengantar
, akupun duduk diteras toko untuk melepas lelah, sa
iran toko, disana haji Mansur biasa memarkirkan m
bari mendekat kearah ha
roti, kamu yang ny
il dan duduk dibalik stir. Haji Mansurlah yang dulu men
karena biasanya dia kan mengantar
a, ada acara syuk
ra pasti pesan roti ke toko haji Mansur. Dengan gesit aku melajukan kendaraa
urunkan kotak-kotak berisi roti dan membawa masuk
roti, akupun me
nita berusia setengah baya menyerahkan uang satu lembar
gulur ragu,
ips, ka
rah haji Mansur yang tengah berbincang dengan pak Walikota. Diapun men
aksir seumuran ibu itu menganggu
pai di pelataran toko,
ur," cegah
a J
as." Lelaki bersahaja itu me
ah dikasih bu wali
ak apa-a
-kaca. Uang ini bisa untuk menggantikan uang Dahlia
h tidak sabar memberikan
udah dikasih ngapa diambil lagi!"
*