Sekarung Beras untuk Ibu
nyuman dari bibirku. Suara teriakan ibu paling mendominasi
ja didinding rumah. Langkah kaki sengaja k
a air mata Dahlia sudah melaut. Entah sejak kapan m
kalian ambil lagi beras yang sudah kalian
beras? Jangan begini dong bu! Gak enak sama tetangga." sentakku. Karen
mubazir sampai kehujanan, mending Guntur bawa pulang l
sengaja ibu suruh kamu tarok diteras, biar aya
begitupun aku. Aku sangat kaget mendengarnya. Ja
bagaimana, bahkan membeli beras itu yang khusus kami berikan untuk ibu, hasil dari l
a berasnya!" p
kedalam. Tak lama Dahlia keluar dengan membawa beras yang sudah bersih dari k
diapakan beras ini," sewotnya, kemudian berlalu begitu saja.
sedang ngji di musolah, jadi dia tidak ha
a memilin ujung bajunya. Aku sa
rlaluan, benar kata ibu. Barang sudah d
a-apa ke ibu ya, daripada kita
u punya tabungan, rencanaku mau j
obak mie ayam
asa mie ayam yang sering kami beli diluar. Apalagi jalan depan rumah kami juga
nanti teras kita ditambah seng, terus lantai
u ada tabun
lah kalau untuk buat warun
nya dulu sama toko
-tambah penghasilan kita mas, selain untuk mengisi kegiatanku kalau sore." Dahlia terlihat semangat untu
Mas sudah lapar nih." Perutku t
, tapi nunggu Ridho pulang dulu ya. Lebih ba
un langsung beranjak ke kamar mandi untuk membersi
an malam. Sedangkan aku menggelar karpet bergambar boboboy di ruang tengah. Kami
_
jauh dari rumah kami. Setelah mencatat semua bahan dan har
yodorkan uang lima lembar uan
sekarang
ungnya." Aku terima uang dari tangan Dahlia. Aku
leh min
a mau jualan." Wanita itu kemudian beranjak kebelakang dan
a pakai bambu. Didekat kebun bapak kan banyak bambu liar, biar Mas ya
k aku gak kepikiran ya mas," ujar Da
untuk beli perlengkapan, seperti ma
mas cuma beli pa
aku tanya bapak dima
ereka tahu." Uang yang tadi dikasih aku kembalikan empat lemba
ni juga ternyata ada atap rumbia. Akupun langsung membelinya. Karena motorku tidak
a belanjaanku. Hampir setengah jam aku menunggu, akhirnya motorpun sampai. Ta
ngan sama mbak Tika, terus maki-maki Dahlia, tapi aku rasa tidak mungkin. Karena dari semua keluargaku hanya mas Re
tor. Aku takut terjadi apa-apa dengan Dahlia, tapi
?" tanya mas Rendi saat kam
elihat gelagat aneh dari Dahlia, dia tampak kikuk, begitupu
bangunan depan. Mas
wat sini. Udah sore aku pamit ya!" Mas
an mas Rendi
*