icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Sekarung Beras untuk Ibu

Sekarung Beras untuk Ibu

icon

Bab 1 Menyakitkan

Jumlah Kata:1081    |    Dirilis Pada: 14/06/2023

ibu," ucapku seraya meletakkan dua kilo beras diatas meja dekat komp

niat ngasih, lebih baik gak usah ngasih sekalian Tur, ini mah cuma cukup unt

puluh kilo. Belum lagi gula, teh, kopi, perlengkapan mandi juga gak ketinggalan. Udah gitu ninggalin uang lagi. L

selepas lulus kuliah dia langsung diterima bekerja di perusahaan asing dengan gaji

ling sabar yang pernah aku temui. Dia selalu ringan tangan jika berada di rumah ibu, mencuci baju, cuci pirin

ernah menyentuh pekerjaan apapun di rumah ibu. Sesekali jika a

alanan. Aku jarang berkunjung kerumah ibu, disamping aku tak mau melihat istriku dijadikan pembatu gr

untuk jenguk ibu, mungkin setah

uami kerja kan gak salah, orang Fika yang suaminya kerja bergaji besar saja

ezeki kami sudah ditakar sama Allh h

pekerjaannya. Sesekali wanita yang telah del

ang akan memanjang bagai kereta

ta langsung pulang," bi

" jawabny

ngan." Kuusap kepala wanitku itu

keperluan ibu, bukan kami, tetapi saudaraku lebih tepatnya, karena aku hanya membawa sekedarnya saja, itu menurut ibu, tetapi untuk

antung. Dulu ibu tidak sekasar sekarang, karena selalu

perkebunan milik pemerintah, sementara mba

pabrik roti milik Pak Haji Mansur. Aku bekerja dari jam delapan pagi hingga

uhnya membajiri wajahnya yang putih, kulit putih yang mewa

ayangnya. Kita mau pula

masih jam seg

ore mau pengaj

betah tinggal disini, dulu dia sebagai cucu kesayangan ibu, ketika masih balita, namun seiring berja

ulu, tetapi anak yang mempunyai tinggi hampir setinggi

an perkataan orang sampai ke hati. Jika mbahny

tu, ibu pulang dari pasar, kebetulan ada aku, Ridho dan Sindi dirumah ibu, tapi dengan teg

dari pasar kan?" ucap ibu ketika memberikan jajanan pada

udah terlanjur terulur, dan dia hanya menelan ludah m

di dengan mulut penuh maka

n memberikan pada Ridho. Kemudian dengan sekali h

tu, air mataku seperti hendak runtuh

lakiku itu. Terkadang aku memamgginya dengan sebutan 'mas', karen

ia naik keboncen

belikan ya." Hiburku. Karena uangku me

sapaan dari mas Rahmat

etangga tidak jauh dari rumah ibu. Dia masih ada hubung

u, kemudian menghentikan laju m

alau bisa sehari sebelum hari H, tadi aku kerumah ibumu, tapi kamu gak ada,

mas, gak apa-apa. Ins

ah terlihat usang, semenjak menikah denganku, dia belum pernah membeli tas untuk pergi-pergi. Bukan tidak ingin

anyaku pada Dahlia

ah m

dulu ya." Dah

ibu. Wanita yang sudah menginjak usaia

. Ker .

ti ketika melihat ibu sedang memberi m

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka