Suami Wasiat Kakek
iak laki-laki i
a yang berjalan dengan tegap diikuti beberapa bodyguardnya, tatapannya nyalang pada Pramana dan beberpa
ulai buram, "Mas Raf
am, dengan sigap Rafka menggendong tubuh Katarina. Langkahnya sempat terh
ungkap Rafka tegas dengan l
rina ke rumah, sepanjang perjalanan ke rumah Rafka sangat kha
ersihkan luka istriku," titah Rafka
merawat Katarina yang masih terbaring pingsan. Sudah beberapa waktu
u belum bisa secara terang-terangan mencintaimu," batin Ra
a ia melihat Rafka yang duduk di tepi ranjang. Untuk pertam
u ada di sini?" ta
pati Katarina yang baru saja siuman. Dengan reflek ia melempar satu nam
ukanya!" tegas Rafka dengan beranj
u-kupu, pipinya menghangat sepertinya rona merah
g pelayan yang ini melanjutkan men
" tanya Katar
tercetak jelas sekali. Tapi, kenapa ya saat Non Katarina sudah siuman malah din
*
n Rafka sembari be
iri?" tanya seorang bodyguard yang me
a orang yang ada di ruangan asing tadi. Suruh mereka ku
apa waktu yang lalu ia merasakan getaran pada hatinya. Menatap Katarina yang m
tarina. Duh, apa sih ini! Kenapa kepalaku jadi penuh dengan bayang
ayah ke sini?" tanya Pra
rkan beberapa kata pada ayahnya. Perlahan tatapannya nya
na sekali lagi pada R
ekali?" pertanyaan dengan nada yang cu
i paruh baya itu memang dengan seng
fka dan Pramana. Lelaki paruh baya yang sama seka
ri ini termasuk kejahatan!" pek
Ayah hanya bermain dengan anak
s dasar tindak kejahatan. Ini bisa dilaporkan sebagai penculikan be
ang sudah geram dengan tingkah ayahnya. Bug! Satu pukulan dari Rafka pad
santun sama sekali dengan
yang memiliki otak kriminal?" tanya R
semena-mena memperlakukan ayah begini!" pekik Prama
triku, aku tidak peduli dia cucu pungut atau anak jalanan sekalipun. Ditanganku dia adalah istriku dan tangan a
amu melarang ayah mengganggu hidup cuc
a, aku tidak segan melaporkan ayah ke polisi
lengan Rafka secara paksa. Tangan itu sudah siap menampar pipi Kanan Rafka, namun tidak sempat ia layangngkan
ada hal baru yang lebih menghancur
uatmu lega!" Rafka kini mulai menan
ja Rafka diikuti beberapa orang suruhannya. Rafka menghela
*
lihat sepi, Pramana dan Elegi yang entah di man
egi kemana?" tan
aja gak usah menghiraukan mer
mbali menikmati makana
g laki-laki muda dan tampan datang bersama Pramana, Elegi yang baru saja ingin bergabung makan l
alam kenal," lelaki itu mengul