Hasrat Pengantin Remaja
AK
mengiringi terbukanya pintu kamar man
n suaranya tidak terdengar bergetar. Kedua bola matanya lelu
hku kaget setengah mat
aku yang merona. Dia berdiri kaku dengan mata terbelalak dan mulut s
. Dan dengan refleks kutarik handuk yang tergantung di kapstok. Kemudian melilitkan pada pinggang
apa?" tanyaku
dan entah perasaan apalagi yang berkecamuk dalam dada dan kepalaku. Mbak Ayu pasti
awabnya tanpa dosa sambil tersenyum, pada
balasku sedikit ketus sambil mela
h tidak mau beranjak dari bagian depan tub
is doang, kok!" cegahnya sambil menggeser tubuhnya
e
santainya mengangkat rok panjangnya, lalu memelorotkan celana dalamnya. Dengan tanpa sungkan dia berjon
kakiku makin kuat terpatri pada lantai, tak sanggup bergerak untuk melangkah meninggalkan kamar m
gi atau menolehkan wajah ke arah lain. Bahkan ketika Mbak Ayu membasuh saluran
bangkit dari jongkoknya. Lalu berdiri menghadapku dengan wajah yang sedikit menund
Bulu-bulu hitamnya yang cukup lebat benar-benar telah menggelorakan darah mudaku
heheh," ucapnya setelah selesai menarik dan memakai kem
akasih ya, Fan!" ucapnya lagi dengan sangat le
radu pandangan. Malu dan jengah yang menyergap jiwaku tak bisa dihindarkan lagi. Kulit wajahku seketi
udah ganggu," bisik Mbak Ayu di telingaku, lengkap dengan se
e
anku setengah membungkuk. Namun sialnya, justru telapak tangan Mbak Ayu be
ya kamu, Fan," desah
but selangkanganku dari balik handuk. Mulutku seketika menganga dengan mata terbelalak. B
utnya, hehehe," canda Mbak Ayu sambil menarik tangannya dari selangkanganku. Dan dengan g
kemudian menutup dan menguncinya. Setelah itu aku bersandar
rcaya dengan yang baru saja terjadi. 'Syaiton ap
ntrakan membuat sebuha MCK atau kamar mandi empat ruang yang bisa dipakai secara bergantian oleh
rjadi, karena biasanya siang-siang begini jarang ada yang menggunakan kamar mandi. Lagian ruangannya
an, sambil menyesali kecerobohan atas kelupaanku tidak mengunci pintu. Namun aku tidak sepenuhnya bersalah. Wala
f, bisa menilai jika Mbak Ayu memang sengaja melakukan itu untuk menjalin keakraban antar t
li. Namun haruskah kepedulian itu
ku tanpa kaos. Sejak dari rumah memang hanya mengenakan kolor. Handuk
karena terkejut dengan pemandangan
Ayu dan seorang tetangga lain berdiri berdamping
da berpostur gemuk-gemuk ini. Bagaimana kalau mereka nekad berbuat tidak senon
enyum gak jelas. Aku lupa nama tetanggaku yang berdiri dekat Mbak Ayu. Dia tampak lebih mud
setelah yakin dua mama muda ini bukan mau memperdayaku. Rupanya mereka menguping
ncak-mencak tuh di warung Uda
ya. Mataku sontak menatapnya, "Mencak-mencak
. Padahal katanya dia sering ngasih makanan dan selalu berbuat baik sama
a beristigfar yang selan
g percaya. Kita semua udah tahu kok kualitasnya kek gimana!" Mbak Ayu sedikit menenangkan ja
cari gara-gara sama kalia
pa salah kami sama dia?"
aku baru ingat nama tetanggaku yang paling muda dan paling cantik itu Inara
ngnya. Mbak Ayu aja deh yang jelasi
eka-teki mereka. "Ada apa Mbak?"
natap wajahku dengan sangat intens, seolah yang akan disampaik
. Katanya setiap malam dia merasa terganggu dengan
dak punya teve. Tidak pernah membuat ulah aneh atau kegaduhan. Justru Mbak Winda yang serin
au teve, tapi sama suara-suara berisik saat kalian sedang be
mendadak panas membara serasa disiram kopi panas seg
ing. Terima kasih infonya," ucapku sambil beregegas melangkah menuju pinttu dapur tanpa melanj
if dan cenderung liar. Bahkan sering melakukannya di tempat yang kami pikir sangat menantang
strim, misal di alam terbuka atau di tempat yang tak biasa lainnya. Namun belum berani
ilakukan dalam rumah kami. Memang tidak bisa dipungkiri, terkadang sedikit ber
n ternyata bisa menimbulkan kegaduhan antar teta
g akan memasukan keluargaku dalam daftar penerima
n para tetangga rese i
tan dan sedang berusaha menjadi suami yang b
*