icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

SUAMIKU BULE BRONDONG

Bab 4 SEPICIK ITU

Jumlah Kata:1168    |    Dirilis Pada: 09/06/2023

disana. Kuangkat telepon dan ibu menanyaiku apakah aku sudah makan siang? Setelah selesai d

rgi meninggalkan Sisi

stiwa naas itu?" Aku bertanya deng

l menjawab dengan w

padaku? " Aku meneriakinya. Dia kebingungan menjawa

mu? Aku tida

" Tanganku menunjuk kur

engar semuanya !" Aku mendekat dan me

dengan semuanya," Sisil beru

napa? " Sisil meman

a SMA kau selalu juara kelasnya. Ketika aku menyukai seseorang orang, orang itupun lebih memilihmu ketimbang aku. Kau mampu berk

ejam padaku." Dadaku tak kalah kembang kempis. Orang ya

s! Puas melih

ak

engan seringai mengejek tanpa penyesalan mampu memba

atas segala kejahatanmu." Aku meneriakinya lagi dengan telunjuk yang mengarah padanya

denganku menatap heran. Hujan di mataku tetap saja deras, padahal matahari bersinar hangat di sekelilingku. Aku masih tak mengerti, mengapa Sisil bisa seiri itu padaku. Dia yang

an berbinar tiap kali aku berprestasi. Aku senang melihat ibu yang seperti itu, karena diam-diam aku sering melihatnya menangis seorang

polisi untuk menolongku. Saat itu ayah nyaris dilaporkan ke polisi atas sikapnya itu, namun untuk yang ke sekian kalinya ibu memaafkan ayah. Entah te

irkan ucapan Dany dan Sisil di cafe siang tadi. Langkah apa yang bisa ku ambil untuk meng

rkabar bahwa aku harus menghadiri tes tertulis dan wawancara k

*

, serta bersepatu pantofel. Berjalan kaki dari kontrakan menunu halte bus. Tak butuh waktu l

ng yang bekerja di perusahaan biro iklan (advertising agency) ini. Kakiku mantap melangkah memasuki gedung. Duduk berbaris dalam satu ruangan dengan pelamar yang lain. Kami men

l ber "yes__yes" ria. Ada pula yang saling peluk untuk meluapkan kebahagiaan karena sama-sama berhasil. Serta ada yang mencebik dan menjatuhkan pundaknya karena gagal. Aku masih mengamati sekelilingku, menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan.

laude, scor toefl diatas 500, serta beberapa sertifikat prestasi saat kuliah. Kurasa nasib baik tengah menghampiriku berkat doa ibuku. Hari ini ibu berpuasa untuk mengiringi langkahku mengikuti seleksi. Ibu seakan tahu bahwa pekerj

*

ka sebuah buku kecil yang berisi daftar pertanyaan dan jawaban yang sering sekali muncul saat proses tersebut. Meski sem

di perusahaan ini. Memahami dengan detail akan tugasku sebagai seorang konsultan manajemen, posisi yang

mata dan berusaha mengulum senyum kepada para pewawancara sebagai sopan-santun. Pandanganku terkunci saat bersitatap dengan seorang pewancara yang berada di sayap kiri. Haidar Abdul Ghofur. Nama yang kubaca dari sebuah papan yang tersaji di meja. Nama yang baru saja

ku jawab tapi akan sorot mata seseorang yang kini duduk dihadapanku. Dia menatapku datar. Da

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka