SUAMIKU BULE BRONDONG
1 PE
ab oleh darah yang merembes dari baju suamiku. Perut itu menjadi sasaran amarah perempuan yang t
panggil dengan sebutan teman nyatanya menikamku dari belakang. Aku yang hidup dengan seorang ayah yang gila judi hingga men
kepergian suamiku, aku masih menitikan air mata untuknya. Kata seandainya berkobar-kobar di pikiranku tak berjed
berikan untuk kami meneguk manis cinta dalam mahlig
ahun ya
Tanganku merentang, mataku menutup dalam derai air mata. Kedua kakiku berdiri diatas besi pembatas jembatan yang telah ku naiki hingga deret ke dua. Besi itu hanya setinggi p
sa malu akan aib putrinya. Dan Ayah yang semestinya jadi pelindungk
Ibu sakit-sakitan setelahnya. Hingga aku yang baru lulus kuliah harus segera mencari kerja untuk melanjutkan hidup. Selama
terduga. Teman yang ia kenal baik selama ini melapor pada polisi tentang kasus penipuan. Dengan iming-iming keuntungan yang memukau ayah mampu menjerat korban
borgol mengikat tangannya. Lelaki it
dan saksi dihadirkan dalam beberapa kali persidangan. Sejak saat itu i
ekerja di sebuah perusahaan asuransi. Aku yang membutuhkan uang untuk pengobatan ibu tak berpikir
ujar Sisil padaku di dalam lift saat kam
Tangan ku masih meraba dada
a Sisil dengan sorot
n Da
g Komunikasi?" Sisil bertanya de
" Sisil hanya diam dengan
siapapun kliennya ka
iri? Ma
apannya karena kami sama-sama keluar dari sana. Panggilan seseorang m
*
i sebelumnya. Di sebuah restoran hotel aku bertemu dengannya. Laki-laki asing bermata perak dengan penampilan bossi telah
an aku siap mempresentasikannya. Namun, just
menjelaskannya kepadaku." Ia menatapku deng
ngiyakan. Sejauh ini tak
mengikutinya. Kami tiba di depan sebuah pintu kamar hotel,
u membulat mendenga
pi kenapa saya
ntang produk asuransimu? Akan lebi
pi
ngan Tuan Dany. Setelahnya laki-laki berwajah asing dengan sepasang kak
olis asuransi itu? Tentu semua tak gratis begi
pintu dan mencoba membukanya namun gagal. Tuan Dany semakin memangkas jarak denganku. Aku terus mundur untuk meng
engan liar seakan i
" Aku menangkupkan tangan di de
takut itu, aku aka
skan, lepaskan aku!"
tu. Aku didorong kasar hingga tubuhku jatuh ke kasur berukuran besar. Setelahnya aku d
*
terjadi. Setelah cukup lama menangis dengan tangan yang gemetar aku memunguti uang yang tadi dilempar padaku sebelum akhirnya lelaki bej*t itu mencampa
eh air hujan tak lagi kurasa karena kecewa yang mendalam. Hingga langkahku berhenti pada jembatan yang menderuk
i menunda niatanku. Dia berjalan p
ahmu, tapi kita bicara.Mungkin aku bisa memban
tak adil padaku." Suaraku nyaris
u. Bahkan setelahnya kau bisa saja tidak langsung mati tapi justru merasakan sakit di s
tak langsung mati dan justru terluka parah?' Nyaliku mula
membantuku menjauh dari pagar besi jembata