icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

SUAMIKU BULE BRONDONG

Bab 2 APA YANG BISA DIHARAPKAN

Jumlah Kata:1085    |    Dirilis Pada: 09/06/2023

buru ia menarik tubuhku hingga aku terjatuh. Kondisiku lebih aman karena aku tersungkur di tepi jembatan tak l

tup dadaku yang terbuka karena kancing yang lepas, serta baju di le

menggeleng dengan cepat tanpa berani bersitatap de

an diri untuk menatapnya. Baju koko yang melekat pad

aku pergi. Aku pasrah karena p

umah. Beberapa bunga bougenvil berwarna merah muda dan putih serta bunga mawar meramaikan halaman rumah yang

rapa saat kemudian seorang wanit

takut." Wanita dihadapanku

pada sesosok laki-laki yang berdiri di dekat jendela. Dia menatapku dengan pandangan tak terbaca. Berlalu pergi dan menghilang dibalik

dur dengan menyodorkan secangkir teh yang masih mengepulkan asapnya. Aku tetap abai, tak menyentuh piring yang berisi nasi da

gar tak khawatir. Besok, Putraku ak

h keluar kamar namun kutah

minjam hp?" Aku memb

yang belum pulang hingga malam. Sedangkan Hpku mati, mungkin ka

berpikir sejenak, akan lebih baik jika aku mengirimkan pesan saja. Jika aku telepon yang ada adalah tangisku yang tak

a menginap di rumah Sisil. Ada tugas kant

hawatir, bes

kan Hp itu kep

Nak, jangan

at wajah untuk menatap kembali wanita baik itu, namun aku juga menemukan laki-laki yang tadi menolongku tengah berdiri di balik pintu menatapku. Ia telah berganti pakaian dengan kaos pu

n saat ku buka. Mungkin bengkak karena terlalu lama menan

hancur. Ibuku, bagaimana aku harus bercerita padanya? Beliau menaruh harapan besar padaku, tapi kini, tak ada yang tersisa. Tak akan ada laki-laki yang mau menikahiku, dan___ jika aku sampai ham

ngis. Aku memeluk lutut dan menenggelamkan wajahku disana. Bayangan masa depan begitu menakutkan bagiku. Aku ingin menyalahka

baik itu duduk di sampingku. Aku m

bisa bercerita padaku." Wanita b

etelah cukup lama aku hanya membisu, dia melangkah pergi.

ulang ! " Uj

sarapan dulu! Setelahnya

tu masuk dengan membawa sepiring nas

" Wanita itu duduk d

mu. Dia, kehilangan makhkotanya karena seseora

uka batin trauma itu. Namun, perempuan itu mencoba menghadapi luka yang menderanya tak menghindar

gi diri sendiri untuk

nya. Air mataku membasahi jilbabnya. Tanpa diperintah mulutku berkisah akan kejadian menyakitkan kemarin.

di sebelah sopir dan aku di belakang. Sepanjang perjalanan kami hanya saling diam. Taksi ber

diriku. Tapi ibu adalah tempat pulang bagiku. Aku harus kuat dan menyimpannya seorang diri sampa

n mengucapkan terima kasih padanya. Namun kata-kata itu berhenti di tenggoro

iana setelah dia menyebutkannnya. Dialah perempuan yang diceritakannya padaku.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka