icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dari Iba Menjadi Cinta

Bab 5 Pindah Rumah

Jumlah Kata:1013    |    Dirilis Pada: 08/06/2023

dyguard yang membukakan

epannya dengan pandangan datar. Di dalam hati ia sedikit kagum dengan

. Ia melangkah dengan angkuh diikuti dengan Aksa dan juga Ezio. K

as pelan. Setelahnya ia menatap Divya yang merupakan menantunya. "Masuk, N

makasih,"

rbelok ke arah kanan untuk menuju kamarnya, sedangkan Divya berjalan lurus hingga bertemu tangga yang melingkar. Di tengah langkahnya yang me

a memastikan sambil menunj

da di belakangnya mengang

erdengar sebuah suara yang menyuruhnya masuk. Tanpa menun

l adalah mengernyit aneh. Kamar ini dicat dengan warna ab

ng yang ada di dekat pintu. Kedua bodyguard itu pun me

ini begitu hampa dan gelap. Hanya ada ranjang berukuran besar, meja belajar, kamar mandi dan juga walk in clo

jang hanya bisa memperhatikan Divya dalam diam. Ia

ya menatap Rafael dan berjalan mendekatin

ga mungkin aku sekarang ada

enar tidak nyaman berada di kamar goa ini. "Ada kamar lain ga? Kita pindah aja yuk

ar perkataan gadis itu. Enak saja kamar

erbicara sesuatu mendadak mengernyit bingung saat melihat wajah kesal R

ka sama kamu," c

irinya sendiri. Loh, kenapa

Rafael berdecak dan memilih mengalihkan pembicaraan. "Kamu mau pindah ke mana? Di rumah ini cuma k

ekatkan diri ke arah Rafael dan kembali bertanya dengan

telunjuknya. "Ngomongnya biasa aja bisa 'kan? Kamu udah kayak yang mau nyium aku aja. Rum

a di belakang. Dengan begitu, ia berdiri lalu menarik kursi roda Rafael agar lebih dekat ke arah tempat tid

a?" tanya Ra

rsi roda. Udah ayok ga usah takut

saat berpapasan dengan Divya y

atap wanita di depannya dengan penuh hormat meskipun ada setitik rasa tidak suka di h

pindah. Orang cacat sama orang kampungan emang ga cocok ti

ebar. Kemudian ia menatap Rafael yang sejak keluar kamar han

terkunci rapat. Hatinya masih tidak menyangka dengan aksi Divya yang begitu kuat menggen

ati." Divya berpikir kalau Rafael enggan men

aik segera ke rum

g Rafael masuk. Kakinya sudah tidak tahan lagi untuk berdiri karena m

sepeda motor juga bisa," tutur Divya yang sudah menghempaskan tubuhnya di sofa. Ia menoleh menatap Rafael yang duduk

ng memejamkan matanya itu. "Divya, aku punya beberapa bodyguard kepercayaan. Kam

buat memperlakukan kamu dengan baik

diam menatap Divya kagum. Gadis secantik itu secara sukare

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka