Dari Iba Menjadi Cinta
dyguard yang membukakan
epannya dengan pandangan datar. Di dalam hati ia sedikit kagum dengan
. Ia melangkah dengan angkuh diikuti dengan Aksa dan juga Ezio. K
as pelan. Setelahnya ia menatap Divya yang merupakan menantunya. "Masuk, N
makasih,"
rbelok ke arah kanan untuk menuju kamarnya, sedangkan Divya berjalan lurus hingga bertemu tangga yang melingkar. Di tengah langkahnya yang me
a memastikan sambil menunj
da di belakangnya mengang
erdengar sebuah suara yang menyuruhnya masuk. Tanpa menun
l adalah mengernyit aneh. Kamar ini dicat dengan warna ab
ng yang ada di dekat pintu. Kedua bodyguard itu pun me
ini begitu hampa dan gelap. Hanya ada ranjang berukuran besar, meja belajar, kamar mandi dan juga walk in clo
jang hanya bisa memperhatikan Divya dalam diam. Ia
ya menatap Rafael dan berjalan mendekatin
ga mungkin aku sekarang ada
enar tidak nyaman berada di kamar goa ini. "Ada kamar lain ga? Kita pindah aja yuk
ar perkataan gadis itu. Enak saja kamar
erbicara sesuatu mendadak mengernyit bingung saat melihat wajah kesal R
ka sama kamu," c
irinya sendiri. Loh, kenapa
Rafael berdecak dan memilih mengalihkan pembicaraan. "Kamu mau pindah ke mana? Di rumah ini cuma k
ekatkan diri ke arah Rafael dan kembali bertanya dengan
telunjuknya. "Ngomongnya biasa aja bisa 'kan? Kamu udah kayak yang mau nyium aku aja. Rum
a di belakang. Dengan begitu, ia berdiri lalu menarik kursi roda Rafael agar lebih dekat ke arah tempat tid
a?" tanya Ra
rsi roda. Udah ayok ga usah takut
saat berpapasan dengan Divya y
atap wanita di depannya dengan penuh hormat meskipun ada setitik rasa tidak suka di h
pindah. Orang cacat sama orang kampungan emang ga cocok ti
ebar. Kemudian ia menatap Rafael yang sejak keluar kamar han
terkunci rapat. Hatinya masih tidak menyangka dengan aksi Divya yang begitu kuat menggen
ati." Divya berpikir kalau Rafael enggan men
aik segera ke rum
g Rafael masuk. Kakinya sudah tidak tahan lagi untuk berdiri karena m
sepeda motor juga bisa," tutur Divya yang sudah menghempaskan tubuhnya di sofa. Ia menoleh menatap Rafael yang duduk
ng memejamkan matanya itu. "Divya, aku punya beberapa bodyguard kepercayaan. Kam
buat memperlakukan kamu dengan baik
diam menatap Divya kagum. Gadis secantik itu secara sukare