Terpaksa Menikahi Kakak Ipar
ki kutahu sebenarnya itu adalah hal yang cukup mustahil. Namun, siapa yang bisa menebak, siapa tahu saja hantu penunggu kampus merasukinya dan membuat dosen
n napas kesal, setahuku Mas Rangga sudah selesai mengajar. Apa dia sudah pulang? Aku mengernyit, sebab hal itu tak mungkin terjadi. Mas Rangga memiliki jadwal
ap seseorang yang sudah bersedekap sambil bersandar di dinding. Aura wajahnya yang d
alu melangkah menuju
kan diri untuk memanggilnya 'Pak' jika berada di kamp
as
sama sekali tak pernah menunjukkan sisi hangatnya. Jangankan padaku, pada Kinara pun dia terkesan acuh dan tak m
atakan!" perintahnya dengan kalimat
rada di hadapannya. "Begini, Pak. Saya mau membahas t
salah pribadi di sini!"
ksigen dengan pelan dan lembut. Kuangkat kepala dan mema
a cuma mau bilang, Bapak batalin aja. Kita sama-sama me
ak setuju." Lagi-lagi
elotot, sampai aku takut benda terseb
k menolak. Lala memang butuh seorang ibu, kan?" Ia menopang dagu memperlihatkan lengan kekarnya. "Ingat! Hanya La
dia tidak membutuhkan seorang istri. Apa secara tidak langsung dia mengatakan bahwa ia menikah hanya karena La
erahan, takut pikiran yang terlalu
Dia berdiri dan menghampiriku sambil melipat kedua tangan di dada. Tatapannya begitu tajam, membuatku sedikit meringkuk, mirip
annya berkurang, beban hidupku malah makin bertambah. Ya, Mas Rangga adalah beban yang paling berat di hidupku saat
, agar tak menimbulkan suara yang akan membuat manusia di dalam sana kembali ke mode macan. Tunggu saja! Aku ti
*
kerut. "Komuknya dikondisikan, Neng. Kusut bange
ut jus alpukat milik Mela. Sensasi dinginnya mampu membuat tenggoro
laupun Pak Rangga terlihat acuh dan galak, seperti
a. Rasa lelah dan kecewa membuatku tak memiliki tenaga lagi. "Mel, gue mau kabur dari rumah aja, deh. Gue nggak ma
ini, kan, mau nikah
ak kecil. Seketika aku menegakkan tubuh. "Ini hanya mimpi, k
njerit sambil mengelus-elus anggota tu
adi gila,
m-dalam, dan membuangnya pelan-pelan. Inhale... exhale. Ril
agaimana lagi. Pasrah aja deh," k
a emang jod
langit kafe. "Ya, masa jodoh gue mantan suami kakak gue
depan wajahku. "Kalo lo mau jodoh kayak Mas Lee Jon
frustrasi yang sangat tinggi. "Tolong
dia juga tak tahu apa-apa. "Gue nggak bis
angga kami. Jadi bagaimana bisa hidupku akan sentosa? Membayangkan saja sudah membuatku dongkol. Kami akan berada di rumah yang sama, se-atap, tapi tidak se-asa. Eits, tunggu! Dari mana aku mengutip kalimat itu? S