icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Terjerat Cinta Nona Arogan

Bab 4 Hendra Adiguna

Jumlah Kata:1004    |    Dirilis Pada: 10/06/2023

resa

, dan seperti biasa jalanan Jakarta macet. Benar-benar menyebalkan. Tidak biasanya

lobi, embusan nafas kasar sudah keluar dari mulutku. Sepertinya pagi ini memang hari

tu dengan senyum manis yang

uarkan senyum tulusnya. Alhasil sama sepert

kat, tentu dengan se

tu terkekeh memperlihatkan

an siang

raya berjalan mendahuluinya dan di

makan bersama dan sudah kesekian kalinya p

siang nant

O

ria itu. "Bagaimana? Bisa?" tanyany

eeting sama investor

hadiri resepsi pernikahan teman lamaku. Awalnya kami hanya sekedar berkenalan hingga belanjut bertukar pes

an nyaman de

ar mengajak makan bersama, liburan bersama, bertanya tentang kegiatanku, dan memberi perhatian kecil. Hanya sekedar itu. Tapi entah k

pit di pipi kanannya, hidung mancung serta bibir tipis berwarna pink yang menandakan bahwa Hendra bukanlah seorang perokok. Lengan

papun Hendra, aku hanya meng

kamu dengan investor

ak

aku bertanya darimana dia tahu karena pria itu selalu menjawab deng

u

ghindari ajakannya, pria itu tidak pernah marah dan s

i-i

aku malah g

ndra sembari menge

eting satu kali dalam sehari." Biarlah dia menganggapku sebagai orang yang sombon

ap

rus buru-buru mas

apa-apa. Mung

hargaiku dan tidak pernah memaksaku sedikit pun. Padah

Hendra terulur ke atas kepalaku un

a Hendra sampai di depan mobilnya

pria yang terbilang tampan, berbeda denganku. Jangankan baper, berdebar saja tidak! Aku malah menge

endra seenaknya membuat mahkotaku ini berantakan. Oh ya yang perlu ka

ktu saja! Lebih baik aku se

*

juga datang. Aku mengembuskan napas lega, setidaknya

gan ini terbuka dan menampilkan sosok wanita yang usianya 2 tah

dah datang?"

" sahut

wabanku dan tetap memasuki rua

baca pesan dari

ingung, memang sedari tadi

etapi aku tetap merogoh pon

ataku memb

m?!"

i kantor. Dia memang lebih tua dariku, sudah

m terjengkit saat m

lau pertemuannya diundur be

a jam 5 pagi. Tapi Mbak Echa ndak buka pesan d

malas mengecek ponsel saat pagi-pagi buta

aya buru-buru,"

gak buka HP pagi-pa

kepalaku ke arah Nilam,

am pelan sembari mengelus dada. "Sa

an menatap

bak Echa, soalnya Mbak Echa galak.

!" geram

dari mereka tidak betah dengan sifat jutek dan kata-kata pedas yang sering ku lontarkan

Denan memang lebih menyuka

Mas Hendra a

pria itu datang ke kantorku. Apalagi saat dia sedang hamil, bisa-bisanya

nggak pasti, say

Nilam lirih, tetapi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka