Cinderella Tanpa Sepatu Kaca
nangis! Be
ra. Ia melihat putri dari keluarga Barera tersebut, sedang bersimpuh di bawah tanah. Seragam kebesaran sekola
annya. Butiran air mata yang menggenang, membuat penglihatannya sedikit buram. Misha, tidak langsung menyamb
tar pulang!" Julian menunggu, tapi Misha
ganmu. Temanmu pasti akan menghukumku, j
saja. Perlahan tangan pejantan tanggung itu mengepal, ada s
gumam Julian yang samp
am di beberapa bagian tubuhnya, bahkan Julian melihat di sudut
ini? Apa Kamu, puas?!" teriakny
ejakkan kaki ke dalam lingkungan seorang bangsawan. Seharusnya, gadis bermata coklat itu merasa sangat beruntung. Karena dia bisa masuk ke Harvard England
U
lanya. Saat ia hendak menoleh, sebuah balok
kan, hah?" Julian menatap kedua
tu tersungkur ke bawah tanah. Dia, meraba te
mu kan?" salah satu temannya mendekat, ia lebih mengk
mana? Dia tidak jahat seperti yang Kalian bilang selama ini,"
cepat pergi dari sini!" tarik kedua temannya y
eka telah meninggalkan Misha begitu saja. Seolah teman
....' (ucap Jul
eminta pertolongan. Entah kenapa pita suaranya mendadak menghilang. Misha kembali jatuh terjere
*
g Construction dengan sedikit tergesa. Rambutnya yang tergerai mengikuti pergerakan langkah kakinya yang be
h selesai disusun?" tanya Misha setelah mendekat pad
taf yang baru bergabung dengannya seminggu l
an ini sudah berada di atas meja saya tanpa revisi apapun, bisa kan?" tunj
ngangguk patuh. Ia harus bisa mengerjakan sesuai
bidang arsitektur membuat dirinya menjadi kepala divisi di salah satu perusahaan konstruksi ternama. Sifatnya yang
ang tidak ada yang mau kawin sama dia," gumam sa
jabatan atau pekerjaan yang kini sudah diraih. Ada tolak uku
omputer jinjingnya di atas meja kerja yang telah disediakan. Sepagi
salah satu kepala divisi pemasara
Edward? Kau membuat jantungku terlihat sehat pagi ini," sebuah sindiran dilontarkan pad
iri. Lelaki tersebut bertingkah kemayu, me
yambangi kantorku?" tanya gadis itu yang kini berdi
Jadi, siapkan dirimu." Tunjuk Edward te
saja belum selesai," gadis lajang itu mem
angannya, seakan ia memberi semangat pada Misha
, ia melambaikan tangannya sebelum menut
s ia menyiapkan beberapa dokumen yang diperlukan. Dilihatnya jar
*
uan buruk teman-temannya yang telah melakukan bullying victim pada, Misha. Yang paling membuatnya menyesa
ambil menatap layar laptop yang masih menyala. Sebuah ketukan di pintu tiba-tiba memb
i tersebut, telah berhasil membuat seluruh kar
telah dimajukan untuk memperkenalkan Bapak sebagai pimpinan baru di perusahaan in
erja kerasmu, emh ...." Ju
enalkan dirinya secara resmi. Ia mengulurkan tangannya, tak l
ulan beliau adalah salah satu arsitektur senior di perusahaan ini, Pak." E
Julian membuka kelopa
nya?" selidik Edward yang selal
ngenalnya." Julian gugup, ia m
, Pak. Sampai bertemu di ruangan rapat na
ulian yang kini terpaku
ubah!" gumam Julian selepas kepe