Suamiku Detektif Berdarah Dingin
p. Pikirannya dipenuhi oleh kata-kata Plato yang dibagikan Ray. Dia mer
ia anak yang takut akan gelap? Ataukah dia pria yang takut akan cahaya? Apakah dia bersembunyi dalam kegelapan, merasa aman dan nyaman dengan ke
ri seorang pria super kaya, bahwa dia sebenarnya tidak diinginkan oleh keluarganya, bahwa
apa pun itu. Karena, dengan menghadapinya, kita akan menjadi lebi
, mulai sekarang, dia akan berani menghadapi cahaya. Dia akan berani menghadapi realitas dan kebena
knya hancur. Dia melihat seorang gadis yang telah berjuang melawan kesendirian dan pen
ealitas yang pahit. Dia merasakan sebuah rasa simpati mendalam dan ju
Carly jika dia melanjutkan misi ini. Dia adalah seorang detektif, seseorang yang digunakan untuk mengungkap kebenaran, bukan
kan, dia tidak akan membiarkan Carly terluka lagi. Dia akan melindungi gadis itu, tidak peduli a
ebih erat. Dia tidak tahu bagaimana caranya, tapi dia akan mencoba sebaik mungkin
*
dan matanya yang tampak lebih cerah dari biasanya. Ray sedikit terkejut melihat penampilan Carl
ly," Ray berkata, menyunggingkan senyum sinis. Dia bisa melihat pipi
Aku hanya ingin pergi ke taman, Ray," ujarnya dengan nada yang mencoba
uk menatapnya tepat di matanya. "Baiklah, Carly," katanya dengan nada yang lebih lembut daripada sebelumnya. "Ak
Ray. Dia tampak ingin berkata sesuatu, namun seper
u menunjukkan senyuman hangat yang jarang dia tunj
erdandan di kamar. "Carly, apakah kamu yakin kita hanya akan pergi ke taman, bukan acara pengh
nghentakkan kakinya ke lantai dan menatap Ray dengan tajam. "Oh, seharusnya aku bertanya hal yang sama saat kamu pergi ke toile
uatu yang tidak biasa, namun mereka tidak bisa mengidentifikasi apa itu. Ray adalah detektif berdarah dingin, dan Carly adalah
gantin baru sekarang?" Namun, tentu saja, mereka tidak berani mengatakannya dengan ke
ang sedang mekar. Ini adalah taman yang dulu sering Carly datangi ketika masih kec
pikir bahwa aku bisa kembali ke sini lagi." Matanya memandang ke sekeliling
engan sarkasme dan ejekan, namun kali ini, dia merasa ada sesuatu yang berbeda. M
lagi adalah seorang setan," kata Ray ak
li bersujud dan berguru kepadanya." Ray terkekeh mendengar ucapan Carly yang sarkastik tersebut. M
yang indah dan tenang, ada sesuatu yang mengganggu perasaannya. Mata yang tajam dan
amun Ray memperhatikan sekeliling dengan hati-hati. Dia semak
Carly dan membekap mulutnya dengan tangannya, membuat Carly kage
an tangannya dari mulutnya, namun Ray hanya menatapnya deng
y dan sekaligus mengidentifikasi siapa yang mengikuti mereka. Dia semakin yakin bahwa tug