Suamiku Detektif Berdarah Dingin
n. Gadis itu tampak kurus, bahkan dalam lapisan sweaternya yang te
ebenarnya," jawabnya, lalu menambahkan, "Aku biasanya hanya bela
u uang yang dijanjikan. Ini tentang Carly, gadis yang tampak san
uarsa. Dia membuangnya, kemudian berbalik ke Carly. "Bagaimana kalau aku
akhirnya tersenyum lembut dan menganggu
y melirik Carly yang sedang duduk di sisi lain meja
Carly tampak begitu tertutup sebelumnya, namun kali ini dia membuka diri, menceritakan keluargany
watir, Carly, bahwa aku mungkin seseorang yang m
ar sedikit. "Aku tidak peduli, Ray," jawabnya, "Ak
bagaimana dia selalu diawasi dan dibatasi karena dia adalah aib bagi keluarganya. Mendengar in
ayangan halus di ruang makan yang sepi. Aroma hangat sayuran dan rempah
ahap. "Kamu seperti orang yang belum makan berminggu-minggu
sak dengan lebih baik, mungkin aku tidak perlu makan seperti ini," jawab C
Ray pura-pura tersinggung, lalu merai
. "Eh, bukan itu maksudku!" Dia memegang erat piring
terbawa suasana yang menghangat di dapur rumah Carly. Dan di ant
*
n menjadi tempat Ray tinggal selama misinya. Ray mengintip
Ray berkomentar sambil menunjuk ke seluruh kamar yang
al pecah memiliki sejarah. Kamarmu in
sakunya. Dengan tegas, dia menarik garis lurus di lantai, memba
am, "ini batasannya. Kamu ta
, mengedipkan mata pada Carly. "Dijamin, Carly. Aku akan berusaha
rsenyum sinis. "Kalau kamu begitu bermasalah dengan keadaan ini,
Ah, tapi bagaimana aku bisa membersihkan sisi kamar ini kalau aku tak diizinkan
terhibur. "Baiklah, khusus untuk membersihkan, kamu boleh melintasi garis
gguk, sebuah senyum kemenang
itu dengan bersemangat. Debu-debu menari-nari di udara seiring gerakan kuas y
Carly dengan senyum sarkastik. "Bagaimana bisa orang yang
skan untuk mengejek. "Mungkin karena aku tidak memilih untuk menja
in ke arah Carly yang dengan sigap me
indiran dan ejekan, ada sebuah interaksi yang mulai tumbuh, membuat hubung
y, matanya membulat menatap Ray. "Dan bagaimana de
n ke dalam air sabun. "Tentu saja, Carly. Aku bisa memasak semua ma
n gaun sutra tipis yang ia kenakan. "Baiklah, Chef Ray.
n bersiap untuk tantangan. "Tapi jangan salahkan aku j
u takkan jatuh cinta hanya karena masakanmu, Ray. Tapi kita lihat nanti." Dia berb
rly yang mulai menjauh. Tantangan ini, seolah menjadi bum
n. "Masakan Italia, Ray?" tanyanya, suaranya sinis namun isinya adalah rasa penasaran.
"Kamu lupa menyebutkan ossobuco, tagliatelle alla Bolognese, dan tentu s
enasaran. "Kamu bisa membuat pizza sendiri? Dari awal hingga a
baginya. "Tentu, membuat pizza itu seperti bermain di tam
nuh tantangan. "Bukti itu lebih berharga daripada kata-kata ko
eal, Carly. Tapi jangan salahkan aku ji
n, ada semacam kehangatan dan harapan yang mulai muncul di hati Ray, seolah-o
ekspresi sinis di wajahnya. "Jadi menurutmu aku harus berhenti mengejar pen
a yang salah dengan itu, Ray. Setidaknya kamu bisa menggunakan bakatmu
rly. Mungkin suatu hari nanti aku akan mempertimbangkan saranmu," k
da, seolah-olah dia mulai melihat Ray bukan hanya sebagai pe