Suamiku Detektif Berdarah Dingin
ranian laki-laki itu. Suara langkah kakinya bergema melalui gang-gang sempit, seolah memberitahu penjahat bayangan bahwa de
ada simfoni tikus dan serangga. Bunyi merentang dari baja lama mengikuti irama angin malam, su
lampu senter kecilnya menjadi mata ketiganya. Cahaya itu bermain-main dengan b
ari gudang itu dengan tatapan yang tajam. Detektif itu paham, dia harus ringkas dan
ah lemari besi tua yang tersembunyi di belakang tumpukan ko
di mulutnya, Ray mencoba membuka lemari itu dengan kunci yang didapatkan dari kliennya. Lemari itu terbuka, me
Apa yang kamu cari di sini, Ray?" sebuah suara tajam be
elawan silau. Dialognya pe
ntara cahaya dan kegelapan, detektif itu berdiri
ari mobilnya menerangi wajahnya yang dingin dan tak tertembus. Ma
ktif itu. "Selamat karena berhasil menyelesaikan te
a di sini untuk membantu seorang yang tak berdosa? Bagaimana bisa semua berubah begitu cepat? Tapi detektif itu
rasa tidak nyaman. "Kau sekarang punya tugas yang lebih besar, Ray," katanya, suaranya menenangkan seperti alunan musik, tapi matanya menatap dengan nada yang serius. "Ada se
g tidak saya kenal? Itu terdengar seperti cerita film kelas B, Nyonya. Kenapa harus saya?" tan
punya apa yang dibutuhkan, Ray. Dan tentu saja, ada alasan yang lebih dalam,
etektif, dia tahu bahwa dia harus bermain menurut aturan orang lain jika ingin mencari kebenaran. Ja
tektif dingin Ray mengambil tugas aneh yang bisa mengubah h
h dari kekayaan pria terkaya? Bukankah itu terlalu muluk? Sepertinya Anda mencari seorang
n matanya berkilau dengan semangat yang tidak bisa dipahami Ray. "Oh, Ray. Apa salahnya menjadi gigolo jika bayarannya begitu besar? Kau
ang mencari kebenaran menjadi pria yang ditugaskan untuk menaklukkan seorang wanita demi kekayaan. Tapi dalam hati, dia tahu bahwa ada
an lakukan tugas Anda. Tapi bukan karena uang atau kekayaan. Saya mel
tua dan berkarat, memandangi lembaran dokumen yang seharusnya adalah kunci untuk membantu kliennya. Sekar
*
catnya mengelupas dan retakan di beberapa tempat. Taman yang seharusnya indah dan asri sekarang ditumbuhi rumput liar yang tinggi, da
ita muda dengan rambut coklat yang panjang. Matanya yang biru menat
rl
agai simbol kekayaan dan keberhasilan. Tapi bagi Carly, nama ayahny
yang hampir sempurna. Carly mengangkatnya dengan ragu, m
erarti bagi Carly. "Kami telah menemukan jodoh untukmu. Seor
yang biru, membasahi pipinya yang putih. Dia merasa seolah-olah dunia ini me
ersedu-sedu. Dia mencoba menahan tangisannya, tapi itu semakin sulit
usuk hati Carly. "Kau adalah alat, Carly. Alat untuk membantu kami m
wat itu, Carly menangis. Dia menangis untuk dirinya, untuk hid