Suamiku Detektif Berdarah Dingin
suara keras dari pintu depan. Ia berjalan perlahan ke lobi dan melihat
guping sebentar dan mulai t
tanpa ekspresi, meraba suasana. Carly menoleh kep
waspada dalam diri Ray. Dia merasakan kekhawatiran yan
on bertanya, melirik Ra
uni kos baru," jawab
Anton, suaranya meningkat seiring d
kit bantuan di rumah," jawab
t lebih rapi daripada sebelumnya, matanya meny
ntuan, maka dia membutuhkan bantuan," Ray berkata, mela
detektif berdarah dingin, merasakan bahwa keadaan menjadi semakin rumit. Dia menatap Carly dan memutuskan apa pun yang ter
calon istriku!
engan tenang, menatap langsung ke mata Anton. "Kecuali, tentu saja, dia
kata-kata tajam Ray. "Aku tidak perlu minta iz
Kamu seharusnya menjadi istri pria ini. Tapi sepertinya kamu lupa member
encoba tegar. "Ray, cukup," d
ay berbalik kembali ke Anton, tersenyum sinis. "Aku rasa
ak frustasi. "Ini belum selesai, Carl
ejut. "Jadi, itukah pria yang dipilihkan untukmu?" t
n yang kamu alami. Orang-orang seperti Anton... mereka tak peduli d
pentingan mereka sendiri. Kekayaan keluarga, reputas
me mereka?" tanya Ray, mencoba
n ini dengan seseorang. "Ya, dia hanya alat yang digunakan ol
ya Ray, "Kamu tak bisa terus bers
elum pernah memikirkannya sebelumnya. "Aku... aku tidak tahu, Ray
karena melihat Carly yang sedang sedih da
lah itu adalah solusi untuk semua masalah mereka. "Aku dengar mereka m
h, Ray. Kita berada di tengah masalah besar dan kau malah berbicara tentang
saknya untukmu." Ray menjawab dengan santai, seolah-olah memasak
"Oke, kita coba masakan Indonesia itu. Tapi jangan lupa, aku
tangannya, seolah sedang mempersiapkan diri untuk pertarungan
*
goreng semerbak yang menggugah selera. Dan tiba-tiba saja Carly b
antap nasi goreng. "Sebenarnya, perjodohan bukanlah hal yang buru
ngejar keuntungan, atau bahkan memaksa seseorang masuk ke dalam ika
penjelasannya. "Hmm, aku tidak pernah meli
a konteks dan cara kita melihatnya. Seperti kata filosof terkenal, Friedrich Nietzsc
y. Mungkin aku hanya perlu melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda." Ray ter
ertanya lagi "Kamu tampaknya tahu bany
ka membaca. Toh ak
n gaya mengambek lalu kembali bertanya, "Apakah kam
uka, Carly. Dari Plato, seorang filsuf Yunani Kuno. Dia berkata, 'Kita dapat dengan mudah mem
manusia seringkali takut menghadapi kebenaran atau realitas, mereka lebih memilih untuk tetap dal
dak boleh takut menghadapi realitas dan kebenaran, seburuk apa pun itu. K
resi itu. Ada sesuatu yang memuaskan tentang membagikan pe