icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Suamiku Detektif Berdarah Dingin

Bab 2 Rumah Baru

Jumlah Kata:1185    |    Dirilis Pada: 27/05/2023

Matahari perlahan-lahan muncul di balik hamparan pepohonan, cahayanya menyelinap melalui celah-

tuk menangis. Rambut coklat panjangnya tampak berantakan dan kasur di

rapat di sekeliling Carly. Kedengarannya luar biasa keras di rumah besar dan sepi it

sendiri, membuatnya merasa was-was. Pikirannya langsung terpaku pad

pintu - satu-satunya alat pertahanan yang dia miliki. Dia membuka pint

ak agak kaget melihat Carly, tapi sebelum dia bisa berka

l baseball, memandang Carly dengan ekspresi terkejut tapi ten

carkan ketakutan dan keberanian. Pria itu, Ray, memperkenalka

n. Tapi mungkin itulah yang membuat pertemuan ini spesial. Ray, detektif berdarah dingin, dan Carly, anak tak d

mu?" tanya Carly, sambil mengendalik

ekspresi santai. "Saya Ray," jawabnya dengan suara yang tenang. "Saya b

yang membuatnya merasa... aman. Dia memandang Carly dengan tata

menjadi suamiku?" tanya Carly dengan n

si terhibur. "Tidak, kecuali kamu menawarkan d

dia keluarkan dalam waktu yang lama, dan itu terasa baik. Ada sesuatu tentang Ray, dengan si

masih tertawa. "Tapi hanya jika kamu bisa membuktikan

nya, memegang tangan Carly dan berjabat tanga

enggigit bibir bawahnya, "kamu ma

isa membuat perjanjian," jawabnya dengan suara datar. "S

esar sedikit. "Memasak?" ulangnya, d

wabnya, senyuman mengejek bermain di bibirnya. "Jika kamu membiarkan s

pikir keras. Kemudian, dia mengangguk, tersenyu

an dengan Carly. "Deal," sahutnya, s

untuk membiarkannya tinggal. Ia harus memasak setiap hari, sebuah tugas yang tampaknya tidak mengganggunya. Dan Carl

suatu yang bisa dinantikan. Sesuatu yang lain selain kekecewaa

menggenggam tangan

Carly menambahkan, "Oh, dan satu hal lagi, Ray. Tak

kemudian dia tersenyum dan mengang

n. Namun, di atas semua itu, ada kebahagiaan yang muncul, sebuah sentuhan hangat yang menggema di hatinya. Ia tak per

rasa hangat. "Aku rasa, aku sudah tak sanggu

ut dan pengertian. "Aku paham, Carly," sah

akan terjadi selanjutnya, tapi ia yakin bahwa se

*

ang kusam dan debu tebal di mana-mana, perabotan yang berantakan dan tak ter

an nada sarkastik, menunjuk ke sekitar ruangan dengan ekspresi sinis.

asa malu dan sedikit terpukul. Namun, setelah beberapa saat, dia

suaranya penuh nada sinis. "Berbeda dengan pri

akhirnya tertawa. "Touche, Carly," sa

: sebuah dinamika yang penuh dengan sarkasme, humor, dan kenyamanan. Sesuatu yang membua

iap benda dalam ruangan itu. Semuanya dia ingat, semuanya dia catat dalam pikirannya. Memahami lingkungan baru a

y membuyarkan konsentrasinya. "Kau tahu, Ray," ucap Carly dengan nada bercanda, "gay

ly akan mengatakan sesuatu seperti itu. Bukan kata-katanya, melainkan intu

rsenyum tipis. "Kamu benar

a memerah, namun kemudian dia tert

sekali. Tapi aku harus hati-hati, tampaknya aku t

detektif, dan Carly yang tampak lemah dan murung, mereka berdua memiliki lebih banyak kemiripan d

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka