Saving My Two Sons Mentally
u misalkan kamu kasar ke aku, dan berimbas ke Faaz. Dia
ra kita," ucap Indra yang langsung duduk bersimpuh
justru merasa muak mendengar bualan dari bibir suami
ja gak berubah. Aku gak bisa kalau harus terus bertahan di rumah ini, apalagi sekarang a
enar-benar akan berubah." Indra
u. Aku pengen nenangin hati dan pikiranku. Siapa tahu nanti kamu bisa berubah da
u kamu tetap disini." Indra t
gian bukannya kamu juga yang ber
mu pergi dari rumah ini," jawab
n di rumah ini. Kamu pulang, rumah harus sudah rapi tanpa kamu mau tau sesulit apa aku ngerjain semua kerjaan sambil momon
ngan Riana dan berdiri kembali. Dia melipat tangannya di bawah da
kamu, tapi apa yang aku dapetin? Kamu masih maksa b
anti kalau dia terus-menerus hidup sama kamu. Kamu marah-marah sama aku boleh, tapi jangan di depan Faaz. Gak baik b
h ini. Terserah! Yang penting aku udah berus
ngan tidak adanya aku di rumah, kamu bisa
aruhnya di motor bagian depan, meninggal
Indra saat Riana menaruh tas di motor yang berada di luar rumah. Indra tidak terima karena bujuk rayunya tak berh
rkan cara agar Riana mau mengalah dan gak jadi pergi." Setelah mengucapkan kalimat ters
akin Riana gak akan jadi pu
sudah bersiap-siap untuk berangkat dan menaiki motornya, t
mit Riana seraya memposisikan
uncinya supaya mesinnya hidup, hal tak terduga pun terjadi. Tangan Riana yang hend
Riana mengga
mu yakin mau pulang?" tanya Indra kembali, seolah p
Apa wajahku ini seperti ses
perti sedang menantangnya, "Oh, gitu? Oke, silakan kamu pergi, tapi ...."
i oleh Indra. "Kamu boleh pergi, tapi jangan bawa motor, uang dan perhiasan kamu." Riana sek
a yang sebenarnya dia pun suda
gi, asalkan kamu gak bawa motor, uang, dan juga tidak membawa perhiasan-perhias
nya berpikir untuk beberapa saat. Dia bingung, dan hatinya ke
adi pergi ke rumah orang tuanya. Ak
Riana?' Indra tertawa di dalam hatinya dengan sangat kencang, dia sangat yakin jika rencananya saa
dan berdiri di samping suaminya itu, "Tekadku sudah kuat Mas, aku gak ba
a berhasil, tetapi naasnya Riana sudah memiliki tekad yang cuk
lau nenteng tas dua dan gendong Faaz." Indra berusaha me
eban yang aku bawa berapa kilo,
rti orang bodoh yang langsung menganggukkan
a dan menyerahkan perhiasan yang dia bawa, "Uang dan perhiasan aku, t
tar, niatnya untuk kembali me