Menjadi Budak Tuan Arogan
Siapa kalian?!
dan tahu-tahu ada sekelompok laki-laki yang me
ngan sebuah kain, membuat gadis itu tidak tahu di bawa ke mana dirinya.
ri mereka, "Tuan berpesan janga
i kedua tangan dan seluruh tu
gerang, tetapi hanya terde
uan pasti akan menyukainya," u
etahui. Gadis itu tidak dapat melakukan apa pun hingga tahu-tahu tubuhnya kembali di
h membawan
tanya," titah se
setelan kerja resmi dan jas kaku. Rahangnya tampak tegas. Iris hitamnya yang dalam terlihat dingin dan menghanyutkan. Potong
a dinginnya mampu menggetar benak siapa pun yang mendeng
. Ya, Erina adalah seorang reporter lepas. Beberapa hari lalu, dia berhasil menguak skandal besar men
. Meski posisinya kalah dari sudut manap
n mendekati Erina dan dentum sol sepatunya terdengar mantap. "Bera
rina sedikit ketakutan, tetapi pandangannya masih
b Erina dengan pandangan yang terlihat kokoh. Gurat-gurat serius
gadis yang lancang," geramnya, "Aku benar-benar tidak
, Tuan," jawab Erina tanpa rasa ta
n. Di medan perang atau mana pun, mereka adalah golongan yang dilindungi oleh
Iris hitamnya terlihat lebih gelap. "Kau pikir aku ta
kmu dan menyembunyikan mayatmu. Kau bukan reporter terkenal, tidak akan ada yang menyad
jengkel. Berani-beraninya reporter kec
k kembali moncong pistolnya, "Tarik kembali berita itu dan aku aka
jalan aman. Jika musuhnya setuju, ia pun tidak akan keberatan. Jika Erina bersedia mengumumkan b
an Erina masih
mua orang harus mengetahui keburukanmu yang sesung
nya seakan bersiap-siap. "Baiklah," katanya, kemudian mul
antungnya semakin menggila setiap kali Morg
n mencondongkan tubuh ke arahnya. Tatapan keduanya bertemu,
tanya sendiri,"
rkutik hingga tiba-tiba salah satu anak buah Morgan b," katanya d
ganggu pada saat seperti ini. Namun, pria itu m
dan mulai berjalan keluar, meninggalkan Erin
anya tiba di luar ruangan. Selain pemuda itu
engatakannya, tetapi pada akhi
a. Dia... melaporkannya ke polisi dan wartawan langs
unjukkan sebuah berita tentang dirinya yang
tika menjadi tajam.
, "Kalian benar-benar ti
ya pemuda itu dengan ketakutan, berharap mereka
enjawab. Dia tetap diam
sulit dan serba salah. Media telanjur mengendus hal ini dan dengan cepat mere
ar merepotkan!"
atu cara lain, Tua
a itu sontak men
muda itu sementara Morgan hanya menata
tuannya dengan serius. "Untuk meredam huru-