Menjadi Budak Tuan Arogan
bersama satu orang penjaga yang sejak tadi mengawasinya. Tak lama, pintu kembali
dan wanita paruh baya itu membe
bi Heni. Dia adalah pelayan di rumah ini yang baru s
bebas, Erina tidak langsung menerima baju itu.
k melakukan itu? Aku tidak aka
us menyuruh dan mengancamnya tanpa ber
igus iba. Semua orang di rumah ini telah mendengar bunyi tembakan beberapa saat lalu, termasuk Bib
ntuk protes, gadis itu tidak akan men
ar dan jantung Erina seakan jatuh ke lambungnya saat
a tidak mendengar derap langk
aget, sebelum kembali memunc
ng bisa kau suruh se
rasa kesal sedikit pun dalam nada su
au menggantinya, biar aku yang melakukann
rjalan mendekati Erina. Tatapan gelapnya
nya memandang ke arah Morgan dengan penuh waspada dan dia mu
antinya," tutur pria itu dengan datar, "Maka, biar aku
, sementara Erina yang panik pun terus berjal
saat tanpa sengaja kakinya menginjak pecahan lampu yang terlew
fleks, pria itu hendak bergerak untuk menolong Erin
ng berjalan mendekati gadis itu. "Nona, apakah
dang ke arah Erina dengan sorot dat
nakan baju lusuh itu saat aku datang, aku benar-bena
dak peduli. Pantas saja dia tidak ragu menembak seseorang!" tutur Erina, kemudian memandang
n saja? Tuan Morgan benar-benar menyeramkan jika
tentu akan melakukan itu. Namun, besok ia akan menikahi Morgan. In
rulang kali melirik arloji mewah di tangannya. Tak lama kemudian, seorang
kau datang,"
ang merosot di pangkal hidungnya. "Baru lima menit y
l menyabet gelar dokter bedah syaraf di luar negeri dan kembali ke Indonesia. Pria
elarut ini. Apakah terjadi penye
da kekacauan sedikit pun. Ia mengamati Morgan dari ujung rambut hingga kaki
." Morgan berkata seakan bisa
engernyit her
embawanya pada salah satu ruangan. Daniel sedikit kag
saran kepada Morgan, menuntut penjelasan d
an sampai ada bekas sedik
tetapi sebuah panggilan masuk ke ponselnya dan
hanya tersisa Daniel, Erina, dan seorang penjaga yang tidak b
an seorang wanita. Tidak terlalu
emudian mulai melangkah maju, tet
trauma dengan tatapan Morgan saat mencoba mendekatiny
mengembuskan napas dan tersenyum ringan ke arahnya. "Bagaimana caraku
membuat kewaspadaan Erina menurun. Namu
toh pada akhirnya luka itu tidak akan berarti apa-apa bagi pria
ini karena tidak melaksanakan perintahnya?" Daniel menaruh kopernya di atas ranjang dan membukan
i. "....Morgan memanggilmu kemari?" Erina bertanya, ta
endok air dan kini pria itu justru rela mema
iel mengangguk s
tikan kau tidak lecet sedikit p
seketika. Pada akhirnya, Morgan bukan peduli p
h tidak senang Erina dan mula
tikan bagaimana aku mengobati kaki
mulai mengamatinya dengan saksama. Daniel mengambil sal
rina merin
andangan menatap serius pada luka di kaki Erina. "Kau bukan s
pa
h. "Morgan tidak akan memanggilku hanya untuk mengobati seorang pelayan, dan dia
an Daniel. Lebih tepatnya, ia tidak tahu harus menjawab apa. Me
melarikan diri dari sini?"
Itu berarti, Erina tidak datang kemari atas keinginannya se
ambil menatap ke arahnya, "Tapi,
ar jawaban itu dan Daniel kem
oba kabur dari tempat i
dan punggung pria itu. Untuk ukuran dokter, Daniel tampak sangat atletis. D
menjawab. Ia terdiam
enjamin kau bisa melarikan diri dengan kaki yang sembuh. Su
(staring at each other) selama beberapa saat. Daniel bi
ari ambang pintu dan keduanya langsung
r menangkap basah kontak
Morgan kepada Daniel. Suaranya terde
menanggapinya
peralatannya. Ia mengeluarkan sebuah salep dari kopernya. "Pastika
gan sedikit terkejut melihatnya. Erina amat
ar dari ruangan, Morgan b
buat macam-macam p
mbuat Erina patuh. Namun, dia hanya meninggalkan keduanya selama
s itu kembali saat E
rumah ini adalah dirimu, Morgan," jawa
yang sulit untuk ditaklukan. Morgan mengabaikan komentar itu dan me
kau undang pada pernikaha
k pula meraih amplop berisi undangan tersebut. Gadis
tapi harus ada yang menjadi saksi dari pihakmu. Tulis
uskan hal itu. Jauh lebih aman jika mereka melakukan secara rahasia, tetapi itu ak
mplop itu dan menulis sebuah nama di atasnya. Ia sangat mengenal sosok
raya memberikan amplop it
dan membaca nama yang
Natha
Dari namanya, jelas dia
*
ah duduk di tempat kerjanya. Sebuah plakat yang ter
thaniel.
rkas kasusnya saat seor
u, Tuan," ujarnya seraya m
Edward yang masih fokus m
si meja Edward, kemudian berjalan pergi. Edward berniat memeriksanya nanti, sebelum pulang bekerja
rkasnya dan mulai mel
han. Kami mengun
pkan kehadira
ewatkan de
rgan dan Eri
baca nama itu berulang kali dan mendap
organ?" gumam Edward dengan tidak percaya. Ia memb
g tidak
beres dalam p
interkom di sisi mejanya. Sebuah suara
Saya harus menghadiri sebuah undangan pern