Pria Kedua (Ayah Untuk Anakku)
in dengan apa yang barusan dide
daku. Apa kau tidak merasakan ada benj
is yang ditemuinya pun mempunyai kondisi yang sama. "Apa mu
akal menunjukkan rasa sedih atau iba dan lain-lain. Namun, ru
Jaya dan pria itu mengangguk. "Kalau begitu jangan ber
na aku bukan tipe oran
gan semangat membara, menghabiskan seluruh tenaga seolah-olah itu adalah ka
yang Tuhan beri untuknya sebelum kembali ke tangan-Nya. Risa pikir,
mua harga dirinya direnggut, membiarkan tubuhnya yang suci menjadi wa
enikah dengan laki-laki mana pun. Hidupnya tidak akan lama, menikah hanya a
sahan dengan baik. Mereka pun tidak saling berharap untuk saling bertemu
etapi tak ingin berpi
rtemu lagi karena aku membutuh
*
ra yang bertetanggaan dengan Kanada. Dia benar-benar akan menghabis
tas menemui Margareth. Risa ingin segera memeriksakan kondisinya, barangkali rasa gembira yang dia rasakan bisa mengalahkan penyakit g
da menjalani kehidupan sulit. Namun, Risa juga tidak bisa melepaskan keinginan terbesarnya untuk
dia tidak akan menjalani operasi atau perawatan lainnya. Kesehatan dan hidup lama memang pen
kdir. Aku tidak akan marah pada Tuhan meski
n menyesal. Dia akan menghabiskan tabungan hasil bekerja sebagai administrasi di sebuah perusahaan
Prancis ke Kanada. Dia ingin ke tempat indah yang tidak akan pernah ada
saja semakin parah, tapi kamu malah
isa sedang berkemas. Margareth tahu jika temannya itu sangat ingin pergi
Kanada tidak akan runtuh dan aurora juga tidak akan lenyap. Dia muncul setiap
kan terjadi kedepannya karena Tuh
ti acara mingguan? Jangankan itu, selama aku kenal denganmu, kamu bahkan tidak pernah
lau aku ini cuma manusia yang tidak abadi." Risa menunjukkan e
rdoa dengan menyentuh kedua bahu dan kening, lalu menyatukan tel
ng di hatinya, seperti ketika wanita itu sengaja mematikan ponsel agar tidak ada yang bisa meng
ndiri di negara pecahan es di Amerika Utara tersebut dan mengirimkan video rekaman di Saskato
enunggu hari kematian. Dia lantas memelototi Risa begitu perempuan itu masuk ke ruangan sambil te
l duduk di depan Margareth. "Aku
habat. Dia berulang kali menatap Risa dan lembar kertas yang kini dipegangnya. Ada perasaan takut dan bers
di Kanada?" tanya Margareth begitu meletakk
a dengan kening berkerut. "K
idak bisa diam begitu saja saat dirinya telah melakukan kesalahan besar. "Kamu tahu, Peneliti itu manusia. Mereka bi
desak, tak sabar dengan omong kosong Margaret
eliti, Dokter juga terka
dengan mata melotot. Dia sudah
di depan Risa dengan ekspresi menyesal. "Maafkan aku, Ris! A
yang tidak menunjukkan sifat berbahaya. Bisa dihilangkan dengan operasi kecil, ata
ang campur aduk. Jika memang dia tidak salah dengar, maka ini benar-benar menja
u yang lebih mengejutkan daripada kesembuhan Risa yang menda
sambil berlompat kegirangan. Dia bersalah telah membenci Tuhan
lima minggu ini!" teriak Risa
aling indah dalam hidupnya sampai-sampai membuat Margareth cemas
ahi mengernyit, tetapi dia tidak berani mengatakan yang sesungg
gareth yang terdengar pelan. Dengan wajah kebingungan,
li mengeluarkan ekspresi b
pa