Permainan gila suami dan adikku
honan maaf. Sedangkan Aldi ia menata
rlian yang baru beberapa
lum kita menikah. Aku harap kamu bisa menerima karma atas apa yang telah kamu perbuat. Cukup sampai di s
dangkan Rio ia sudah ter
du dan sedangkan Rio ia sedang menyadarkan tubuhnya dengan keadaan wajah yang babak belur dan juga penu
angan kamu kemarin di saat tes kandungan kamu di rumahku kamu tidak membuang alat tespek itu?" tanya Rio dengan suara pelan, karena merasakan sakit itu sejujur tubuhnya Dan juga wajahnya. Dewi tentu langsung mengingat sesuatu, dia mengingat di mana beberapa hari yang lalu mungkin sudah seminggu yang lalu Dewi memeriksakan dirinya dengan tes kehamilan di kediaman Wulan di saat Wulan tidak ada, tentu saja ditemani oleh Ri
tong sampah, pasti Wulan mengetahui ini beberapa hari yang lalu, pantas saja ia berubah. Apa jangan-
irkan bagaimana caranya nama aku bersih dari lingkunganku. Aku tidak
da kalian. Mungkin saja pertunangan ini akan baik-baik saja, mungkin saja Dewi bisa menikah dengan ora
aku ingin saat ini Mas Rio menikahi aku. Aku tidak mau jika aku melahirkan tanpa seorang suami. Namaku sudah jelek dan sudah terlanjur
n menikahi kamu saat ini, aku harus
hulu. Aku ingin menikah saat ini juga, aku sudah tidak peduli dengan namaku yang begitu jelek dihadapan semua orang, yang penting saat ini aku bisa bersama dengan Mas Rio, bukankah Mas sudah sejak lam
, ia terdiam karena merasa sedih melihat ayahnya di
pakah ada sesuatu yang mengganggumu?" tanya
om Aldi? Apakah ayah punya sala
yah kamu akan pulang, sekarang kamu masuk ke kamar ya, jangan lupa mandi habis
in menyelamatkan semua aset-aset miliknya, aset yang diketahui oleh Rio maupun yang tida
i rumah ibu tiriku akan aku ambil. Itu semua memang hak aku bukan haknya ibu tiriku, karena harta yang dimiliki oleh Papaku adalah mili
i kediaman Dewi pun saat ini Dewi dan
l lengan Rio, meskipun Rio sedikit kesakitan,
enikah sejak dulu saja? Kenapa kita malah disembunyi dari wanit
juga jika dia pulang aku tidak sudih bertemu dengannya ataupun tidur satu kamar dengannya. Aku pindahkan saja pakaiannya dari kamarku. Aku tidak mau jika harus bersama dengannya laki-laki yang selalu men
dia ingin mengambil sertifikat rumah itu dan juga beberapa barang milik almar
di mana suaminya sedang disuapi oleh Dewi, tentu saja Rio, Dewi dan juga Rita yang melihat Wulan di sana langsung terkejut. Dewi langsung sedikit menj
ocok sekali untuk saling berhubungan." Dewi yang m
ada suamiku. Hah?" Wulan yang mend
kira apa yang aku bisa lakukan dan juga berapa hukuman untuk pasangan Zinah dan juga menikah
ngan pernah berani kamu melaporkan
rtiku sah-sah saja jika aku melaporkan kamu kepada polisi atas
di penjara, aku saat ini sedang hamil. Kenapa Kakak begitu jahat kepadaku. Aku adalah adikmu. Apa salahnya jika kamu berbagi denganku, bukankah
apalagi dengan Adiknya sendiri. Memang benar ya buah jatuh tidak jauh da
amu bilang seperti itu kepada an
sih mengingat jika rumah ini adalah rumah milik Ibuku, bukan milik Ayahku, jadi rumah ini adalah hak aku dan juga harta dan beberapa bidang tanah yang Ibu kuasai saat ini
kamu mengambil semua yang saat ini saya jaga, lagian saya in
ik saya." Rita yang mendengar itu tentu langsung membulatkan matanya. Ia langsung masuk ke dalam kamarnya untuk mencari di mana barang-barang dan juga aset yan
Wulan hanya tersenyum, Dewi dan juga Rio yang melihat itu tentu hanya bisa diam, dia takut takut, karena Wulan mela
u sayang. Aku tahu aku salah, aku tahu aku tidak bisa menjadi suami yang baik untuk kamu, tapi semuanya berlalu dengan cepat. Awalnya aku tidak mau berhubungan dengan adik kamu, ta
ukanlah kamu sendiri yang bilang sebelum kamu menikah dengan kakakku kamu terlebih dah
n kalian? Untung saja Tuhan membantu aku untuk membuka tabir kejahatan kalian, aku tahu di saat hari ulang tahun Dewi, aku melihat semuanya, aku tahu jika kalian memiliki hubungan dan bahkan kalian bermain gila di kamar pribadiku, kalian itu tidak punya otak dan rasa malu, kalian itu sama seperti binatang." ucap Wulan dengan penuh amarah, Rita berjalan
ika kamu berbagi dengan adik kamu. Adik kamu berhak atas apa yang kamu miliki." "Masa bodoh, aku tidak peduli dengan apa yang kamu bicarakan Bu,
tidak ada as
ku atau jangan-jangan tanah itu sudah dijual oleh ibu? Pantas saja di atas tanah it
un rumah baru di sana dan aku akan menjual rumah ini, puas kamu hah? Puas?" teria
di belakangku. Untung saja Tuhan masih menyayangiku hingga ia memberitahukan kebusukan kalian
apan dari kakanya tentu langsung berjalan mengh