Silakan Ambil Suamiku, Pelakor!
engambil ponsel milik sang istri. Benda pipih lawas dengan model yang sudah ketinggalan zaman
r. Arsa berulangkali mencocokkan setiap nomor ponsel dalam ponsel milik Amelia.
k yang tersudut dan selalu salah. Ia lupa bagaimana perjuangan Amelia dulu. Bukan
pang hidup pada Arsa. Miris dan sangat menyedihkan setelah kepergian kedua orang tua Amelia dan
ma istri Arsa memilih tidur di kamar anak bungsunya itu. Arsa memb
kini semakin kurus. Wajah yang banyak tekanan dan mata yang selalu sembab. Ya, Amelia menangis setiap
yang tidak pernah ada untuknya dan ibu mertua yang membencinya. Apapun yan
melia yang mendada
anya Arsa dengan setengah berbis
karena menangis. Entah berapa kali sejak perselingkuhan sang suami air mata
t ini sudah menyerah. Fisik, mental, dan pikirannya dihajar habis-habisa oleh A
lagi mengusik kebahagiaan sahabat baiknya itu. Sudah saatnya pengantin baru itu m
sebentar?" tanya Ar
ngun. Mereka berdua kini duduk di halaman rumah samping kiri. Ada sebuah gazebo yang kini sangat jarang digunakan oleh Arsa.
a muda yang menjadi simpanannya. Ada banyak cara yang dilakukan Arsa dan wanita itu agar bisa tetap bersam
imkan pesan pada ajudannya. Pesan yang sebenarnya untuk Arsa. Ya, bukan rahasia lagi jika a
a setelah mereka diam
ta bisa sama-sama berjuang dan mempertahankan rumah tangga ini bersa
tampak putus asa itu kini menatap Amelia penuh harap. Berharap jika sang istri menerima keberadaan wa
ain hati. Tidak akan ada laki-laki yang akan benar-benar adil ketika sudah membagi hatinya." Ucapan Amelia membuat tubuh Arsa menegang karena terkejut. "
Arsa tidak percaya dengan ap
kamu berpaling. Satu hal lagi, jangan pernah membahas tentang sebuah keadilan jika kamu tidak pernah mendengarku lagi!" Amelia kini terengah saat setelah mengatakan isi hatinya pada Arsa. "Aku dia
i berdiri dari tempatnya itu benar-benar sedang emosi. Arsa tidak pernah
nnya sangat aman dari siapa pun. Tidak, tidak akan se-aman seperti yang dipikirkan
Perasaanku tidak bisa kutahan begitu saja. Seperti jatuh cinta pada pandangan pertama
bungan terlarang kalian." Amelia mengatakan
rmasuk lebih banyak menghabiskan waktu bersamamu dan anak-anak.
ah ada panggilan dari pengadilan agama. Kamu tenang saja, aku tidak akan merepotkan kamu lagi. Sebisa mungkin aku akan menghi
rhenti karena suara tangis Aron y