Rahasia
-
a sedang memikirkan sesuatu. Gurat kecewa kian terlukis di paras cantiknya. Mata gelapnya b
a menghasilkan lebih banyak re
esokarp yang lebih sedikit daripada buah Tenera," beber Lea. "Aku tidak ingin kalian mengganti jeni
wajahnya. Mereka tidak berani mem
niat kalian curang untuk menutupi dan mengabaikan kualitas. Mereka akan
ur pohon. Kita kekurangan 30 persen dalam perhitungannya. Kami juga sudah mem
ada di tangannya. Padahal sampel tanda buah sawit Tenera yang dikirimkan ke Belanda telah disetujui. Tidak
yang baru dipelajarinya selama seminggu ini. Dia memperhatikan dan mengawasi semua kegiata
a untuk memuluskan ekspor ke Eropa yang anti kelapa Sawit." Lea menghela napas. "Bukankah sudah berkali-kali aku peringatkan,
a... Beberapa lahan memang tersera
kebun kita terpenuhi untuk ekspor ke Eropa!" Lea membanting berkas yang pegangnya. S
tu! Aku hanya mau jenis tandan buah sawit jenis Tenera. Kalau sampai aku tahu, kalian b
-
di sisi jalan. Elver takjub, ini memang pertama kalinya, ia masuk ke wilayah perkebunan kelapa sawit. Mobil double cabin y
. Dia masih sibuk mengutak-atik laporan di
han sawit PT. Kalandra di
00.000 hektar." Lea
banyak karyawan PT. Kalandra di
erjaan beberapa vendor, di bawah pengawasa
han Sawit di Kutai Timur ini?" Elver memegang sandaran kur
n kompetitor- kompetitor itu. Pemerintah memang menata lahan kelapa sawit di satu
alandra dan kompetitor di
a satu kompetitor yang paling kuat, perusahaan PT. Bintang Cerah. Setahuku yang memegang perusahaan itu adalah o
mengangguk-angguk. Matanya ke
memasuki gerbang perbatasan. Jalan yang dilalui
aku sakit,
ristirahat. Lagi pula jam kerja sudah se
ya santai! Padahal mereka pusing memikirkan masalah yang membingungkan ini. Tapi,
anggilku dengan... kamu... Kam
i detil wajah yang kusut itu. "Apakah tante mau lang
rah kaca spion dan pura-pura
nya ke bahu Elver. "Kuran
g jelek... Tapi di New york,
membuang energinya untuk ribut dengan Elver! Lea memil
ku panggil Mam?" Elver
turun gunung! Diam! Tutup mulutmu!" Lea memotong
r perusahaan B
alisnya. "Kena
gan 30 persen? Aku akan menghubungi ko
ase pekerjaan kita!" Lea tidak perca
i? Apakah kamu yakin hanya mengharapkan hasil dari lahan dari PT. Kalandra? Apalagi dari laporan yang ku
, terutama musim hujan atau kemarau... Kalimantan memang tidak bisa diprediksi. Tapi yang membuatnua pusing, k
u ini... jadi aku yang akan memb
an diri Elver yang terlalu tingg
yang akan menelpon, Pak Kalandra
t Lea. Lagi-lagi Elver men
isa mengatasi masalah ini. Semakin kamu menekan mereka, mereka akan mencari jalan
a itu harus ditekan, ini adalah tanggung jawab mereka. Ja
Aku sedikit paham akan masalah ini, kamu jelas memerlukan sedikit bantuan..." Ekspresi w
pan dominan Elver. Ujung mata pria itu runcing seakan-ak
buang wajahnya. Dia memilih memandang
kalau aku akan menggeser dan mendu
tidak percaya de
aku lebih
n Elver. Tapi... Dia lelah terus menyahutinya. Mer
in... Ide yang tercetus dari Elver cuku
merogoh
-
in ke depan wajah Lea. Lea men
ih memik
menyambut kaleng jus man
tidak cukup kuat... Mena
rtawa
. Mereka sudah sampai di Kota Tenggarong dan berisirahat seje
mainan. Di saat kamu lenggah atau terlalu perca
banyak resikonya." Elver membuka kaleng birny
bil resiko itu. Ini menyangku
ng Cerah tidak meminta syarat apa pun... Yang penting, ada keuntungan untuk perusahaan mereka." Elver meneguk bir dinginnya. "Aku akan p
muda ini, kali ini, dia
harus menanggungnya. Ingat ada namaku
erduli, dia masih me
n. Lea merogoh tasnya dia memang baru menyalakan ponselnya. Jarinya lincah membaca pesanan kencan submisif yang terdaftar unt
cukup sibuk." Elve
ponselnya. Diteguknya jus manggan
, kamu bahkan tidak berterima
.. tante! Aku ini masih 27 tahun," Lea berd
23 ta
saja! Terserah apa yang mau diucapkan orang gila ini.
amu seharusnya
wajah Elver lagi. "Diam... Tolong diam.
hampir mendarat di wajahnya. Lea membalas, memincingkan netran
rtama kita bekerja sama..." Elver mengulurkan kaleng birnya. Le
Lea langsung berdiri
tu jika pulang larut? Bukankah kamu sudah 27
. Dia mengacak pinggangnya... ternyata Elver ma
. Tetapi dari sikapnya yang berubah-ubah, seperti
leng jus mangganya. "Selamat, untuk
kasih,
lv
eneguk habis birnya dan melangk
okok pun singgap mema
-
r tidak membuat suara yang berisik. Tidak ada penerangan di sepanjang
mben kamu pu
belum tidur, dia berdiri di dapur
matikan lampu-lampu. Ibu pi
memang tidak mengambil pekerjaan di situs merah itu. "Apa
um makan... Ibu panask
upir ke pulang." Lea meletakkan tasnya di kursi. Dia men
idur, biar kamu nyenyak dan segar beso
. Lea bersyukur dalam hatinya karena ibunya
ayah membiayai semuanya... Bagi ibu sudah sangat cukup... Ibu sudah c
ah tidak kekurangan lagi. Hehehe." Le
kamu tidak bosan dengan rutinitas ini... b
" Lea tertawa mengandeng
bu tidak ada nanti... Biar
erkata begitu.
masa lalu... Setidaknya kamu harus membuka hati atau sudah punya pandangan saat ini. Apal
s. Tapi pikirannya sedang sumpek malam ini... "Iya nanti kalau ada,
... Jangan
au ada, Bu." Le
-