Rahasia
-
pagi, Bu
n sekuriti. Dia merapikan jas mera
at pag
karyawati yang berdiri di belakangny
main dengan sang submisif, dia menikmati makan malamnya dan benar-
t pagi,
tampak terkejut. Dia buru-buru berdiri, karena t
" Siska hampir tersedak.
a tersenyum sambil memberikan tissu dari tasnya. Dengan
, Bu?" Tanya Siska sambil mengusap bibirnya. Lea yang masih berdiri d
. Tolong buatkan saya kopi," ucap Lea s
tapi,
mengikuti langkah Siska yang mendek
masuk ke dalam, Bu... Saya pikir akan ada rapat..
an alisnya.
hari ini." Lea mencoba mengingat-ngingat. Langsung saja
yata
inya ke ujung meja. Netranya melirik sebentar, dia tidak terkejut
!" Justru Lea lah yang terkejut! Bisa-bisa
kretarismu malah bilang, kalau kamu tidak memberitahunya." Elver men
an Siska perkara ruangan kerja untuk Elver. Meski pun begitu... Bukan alasan Elver unt
Turunkan kaki kot
angkirnya, bahkan dia tidak menatap Lea yang berdiri di depannya. El
ekan amarah didadanya. Elver hanya menaikkan bahunya, dia tidak perduli. Lea sampai mencengkram erat kepalan jari-j
ialan! Batin
di kantor ini. Apakah kamu takut dilengserkan, Bu Lea... Na?" Pert
an yang bodoh! Aku hanya lupa m
ofesional seperti ibu Leanna?" Elver menurunkan kakiny
ukkan rasa hormat! apakah karena mentang-mentang dia adalah rekom
luarlah dari ruanganku!" Lea
uanganku." Elver tidak bergeming. Dia masih dingin m
Lea membalikkan badannya h
kopi, Lea hampir menubruknya. "I
et ini!" Lea emosi sambil menunjuk Elver yang dudu
akah bapak ini waki
gannya! Aku tidak mau bertengkar hanya karena masalah ruangan," ucap Lea dengan emosi mem
takkan kopi untuk Lea di mej
. Akhirnya dia berjalan pelan dan menarik kursi di depan Elver. Dia dudu
dengan rahang keras itu terlihat menertawakan kea
arakter pemimpin yang baik. Kamu sangat ceroboh dan penuh emosi..." Elver
Kamu pikir dunia pekerja senyaman itu? Menjadi bawahan tidak mudah, kamu harus menuruti atasanmu. Jadi... a
seorang pekerja keras. Aku bangga dengan diriku," jawab Elver
a, si sialan ini masih saja bangg
irik ke arah jam di dinding dan 1 jam lagi, dia harus melakukan briefing. Entah
"Ambillah tasmu, ini cukup mengangguku," runtuk Elver mendorong tas
g pergi dari sini! Dasar kampret!" Lea b
kerja dengan orang kasar seperti k
ingin sekali dia melempar
lemparkan cangkir kopi itu? Si
k tahu diri! Aku ini adalah atasanmu dan aku bisa saj
ku peringatan!" El
ku per
ruskan m
gin sekali dia memukul wajah sok Elver dengan cangkirnya! Tapi ekspres
nghadapi Elver. Lea pun memutuskan untuk meninggalkan rua
sama sekali tidak terganggu dengan kemarahan Leanna. Dia mema
ergerak dan berkeliling memandangi ruangan dengan dekorasi minimalis modern itu. Tirai putih itu melambai, dibalik jend
edikit terbuka. Lea memang suka berdandan. Bola mata Alever berhenti, sebuah foto terpajang di dekat k
cul beberapa menit dari layarnya. Elver melirik dingin ke ara
-