Sebatas Pernikahan Bisnis
n yang
port, Terminal 3, Ked
rok midi plisket berwarna putih berjalan ke arah pintu keluar. Pandangannya meng
njani
Arahnya berbalik 180 derajat. Namun be
Anjani
ilihatnya seorang gadis berambut pendek sebahu dengan setelan kemeja putih
njani lantas berh
hat semakin c
abatnya sambil tersenyum malu. "Kau
rtawa disaat
nya Naomi sambil menge
s alw
telah itu kita ke tempat meeting," tawar Naomi sambil m
ku saja."
ini ... jadi bia
ya baru kemarin mereka lulus kuliah. Namun,
nengah ke atas berbasis layanan itu mulai menunjukkan eksistensinya di jagad industri. Kedatangannya saat ini, bukan untuk liburan tentunya, melainkan urusan bisnis. Kebetulan Naomi
ol of Management hingga membuat dirinya lulus dengan gelar PhD di bidang Manajemen. Keputus
Selatan. Akhirnya Anjani mendarat di penginapannya. Hmm, keberadaannya di Indonesia ini tidak cukup lama, mengingat bahwa tak ada
ruh isi rumah beserta ayah dan ibunya. Saat itu, ia tak bisa pulang ke Jakarta karena tengah mengikuti final semester assessment. Jika gagal, maka Anjani harus mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan Pemer
nan gadis disana. Anjani menoleh dengan pandangan k
baik-bai
saja. Anjani langsung memeluk Naomi dengan erat. Entah mengapa, seketika gadis itu berhambur. "Aku
! Masih ada aku disini," cicit gadis itu
tipisnya tersibak bersama r
*
i, Anjani melihat dua orang pria berjas hitam beserta sahabatnya, Naomi. Waktu berlalu namun ia terus bergeming, memandang ke arah sosok yang duduk di kursi besar. Kepercayaan dirinya
g? I-iy
debar kencang. Padahal, ini bukan pertama kali ia berhadapan dengan investo
u terus berdiam diri, maka kita batalka
Ia memutar company profile sambil memberikan kata pembukaan. "Presentasi in
n presentasi tersebut, "menjadi pioneer dalam mengedepank
hingga mendapatkan respon yang baik. "So, any question?" tanyanya di akhir presentasi. Anjani melihat pria di kursi besar i
berkata dengan serius hingga Anjani bergidik. "Darimana revenue ya
. mari saya jelaskan dulu proyek ini, dimana proyek kami memberikan layanan kustom pembelian real estate di Asia Tenggara dengan target market millennial, ha
ia lain yang memandang kosong pada iPad
, dan service lainnya," jawab Anjani, mantap. "Beberapa kompet
hwa mereka memiliki keunggulan yang t
suara. Entah mengapa Anjani merasa bahwa presenta
ry, what's
njani
nilik, "Anja
tu pun me
r berbicara dihadapannya. Pertemuan itu berlangsung selama tiga puluh m
antar Naomi hingga depan pintu. Setelahnya, N
esah. Nafasnya
guh menegangkan. K
enahi bahan presentasinya. Waj
g membawanya kemar
dia?" Naomi melanjutkan u
idat. "Arjuna Barathawardana ... kau b
irik Naomi yang tengah berpangku tanga
athawardana,"
h," cicit Naomi membuat Anjani menerka kembali. Sebenarnya Anjani t
*
ntang gadis itu, perusa
tu melangkah tergesa sambi
aik T
rbunyi. Layar itu menampilkan sebuah nama "Sweetheart". Dalam
forget. I'll be there in thir
lalu tersenyum tipis. Lang
*