Pernikahan Di Atas Dendam
ang yang b
tetapi tentu saja ekspresi Ale
usaha mengingat dengan jelas wajah pembunuh ayahnya yang sempat ditangkapnya dalam kamera handphone walau kini wajah
perhatian Alesya. "Apa Nona masih punya waktu lebih, aku bisa mengajak Nona keli
diberikan Alesya padahal sebelumnya dirinya
ring sekali melirik Alesya karena dirin
di luar dugaan Edward. Sontak pria ini terhenyak, baru kali in
, a
nyata sangat dekat dengannya, setidaknya jika dirinya memiliki hubungan dekat dengan Edward maka secara otomatis m
kin menampik seorang tamu. Maka, tidak perlu menunggu lama sebuah apartemen menaungi kedua
alam salah satu sarang pembunuh itu. Apa aku akan selamat?' Gadis ini ingin membuktikan kecurigaannya, tetapi terdapat banyak sekali rasa takut yang meny
ring menjentikan jemarinya di hadapan w
lelaki." Senyuman hambar Alesya saat membuat ala
h satunya, pria ini tidak melihatnya sebagai seorang teman. Belum, itu yang dia tanamkan karena di titik ini mereka bertem
osong, tidak banyak benda di sini, terutama bukti yang harus aku dapatkan. Sepertinya dia tidak punya rencana tinggal lama, sampai kapan dia di s
ekat kaca besar apartemennya. "Kamu suka jeruk? Kebetulan cuma ada buah jeruk, jadi aku cuma membuatkan jus jer
suara. "Iya, aku menyukainya." Kini, d
iahan." Basa-basi Edward. Namun
dari
pa punya hubungan ba
bahkan senyuman kecil dalam kalimatnya, "iya,
unjungi kampus tempat kamu belajar." Tatapan Edward sangat insten seola
ng bisa kamu lihat di sana." Senyu
da
ahinya. "Kamu pernah
aimana seorang pria yang memiliki ketertarikan khusu pada lawan jenis. Alesya membalasnya de
tetapi nama kakeknya menjadi jaminan untuk Edward membatasi diri, itu yang bersemayam dalam benak Alesy
tersipu mendapatkan pujian dari gadis yang
engenalnya. Ayo Alesya, kamu bisa menjebloskan si pembunuh itu, pasti papa akan
han, kita akan lebih mudah bertemu, aku tidak suka sendiri." Hamp
gaya bicara Edward supaya menunjukan persamaa
enghabiskan waktu bersama?" usulan yang dikatakan Edward sanga
ungkin memasak," kekeh palsu Alesya yang seda
elah menemukan gadis yang sefrekuensi. Maka, k
Alesya akan membantu papa membalas dendam, papa cuma ti
menyaksikan acara ko
i?" Alesya mulai mempertanyakan ayah si pria y
ntah di mana. Papa bilang sore ini ha
lesya mulai gelisah karena bagaimanapun juga dir
i kapal belum terjawab, mengapa Alesya bisa mendap
penasarannya walau tidak berharap Alesya akan memberikan jawaban, tetapi andaipun tid
mbung