Pernikahan Di Atas Dendam
tangkap justru gadis bernama lengkap Alesya Amanda seolah menjadi bulan-bulanan di atas kapal hingga dirinya tidak mendapatkan fasilitas apapun, dirinya hanya gelandangan di atas benda in
nnya sudah dibuang ke laut oleh beberapa pegawai kapal karena menganggapnya sebagai penyusup padahal
a bernama Barra sedang bersulang menggunakan gelas berkaki berisi red wine. Dirinya seorang
a beberapa tamu sang ayah. Pria berperawakan propesional ini mencoba mencari-cari keberadaan Alesya, gadis yang beberap
ah lebarnya menapaki kapal sangat santai, tetapi cukup cepat menggapai tempat Alesya. Jas berwarna hitam yang digunakan sebagai lambang keagung
ngurungkan niat mencari tahu seorang pria yang mengajaknya bicara. Perlahan, kedua kakinya menopang tubuh semampai
lur ke arah Alesya. "Edward." Sen
ngat indah, apalagi wajahnya, tetapi bukan saatnya bagi gadis ini mengagumi s
lis Edward terangkat s
ku akan diawasi dan tidak akan dibiarkan lepas, termasuk
terkekeh kegelian karena nasib sial yang diciptakan sang ayah pada gadis
au tidak!" Jas milik si pria segera dikembalika
r matahari, berteduh dulu sebelum kepala kamu
a sejak tadi tidak ada seorang pun yang menganggap ada, kecuali pria asing ini. Tidak sampai lima menit,
sinya segera memesan dua buah minuman dingin. "Aku tah
an ataupun berterimakasih, kemudian dirinya kembali menatap Edw
Edward ingin memainkan gadis
embuat Edward tertawa kegelian. Pelayan datang membawak
uman favorite kamu, jadi pesana
aikan hati pria asing di hadapannya. Setelah melumuri kerongkongannya, kini Alesya mulai bernegosiasi. "Kalau ka
imbalannya?" Pria ini tidak bersungguh-sungguh, dirinya han
ya tersenyum penuh keyakinan karena berpikir tawarannya ini cukup men
" Sebelah alis Edwar
dibekalnya lenyap ditelan lautan. Bahkan untuk tidur malam ini saja si gadis harus memutar otak. Kakek dan neneknya mengirimnya ke pulau ini untuk se
nolong, tetapi hanya imbalan itu yang akan aku dapatkan. Sama sek
elesai!" tegas Alesya walau tidak yakin k
a akhirnya pria ini ingin mengetahui alasan di balik st
ni, tapi semuanya tidak berjalan lancar
memicing. "Siapa yang
patkan coretan dari kawan-kawannya, tetapi hendak mengabarkan berita gembira ini, ayahnya telah tiada, mendapatkan satu tembakan tepat di bagian kepala. Seorang pria muncul dari sebrang gedung, bersiap membidik Alesya, tetapi gadis ini segera berse
ria itu?" Penyelidikan
Sinar mata Alesya dip
mbung