Jadilah Milikku, Nona Sekretaris
tis terbuka lebar. Untuk pertama kalinya, ia
a itu sambil memeriksa kolong meja. Sesuai dugaan, tidak ada satu
lah melintas dalam benaknya. Tanpa membuang waktu, ia b
nyangkal pemikiran sendiri. Ia tidak bisa membayangkan jika kesabaran sang gadis tidak bersis
a menangkap bayangan sang sekretaris
tikan volume suaranya. Sedetik kemudia
tu telah menutup dan angka pad
nku?" gerutu Julian dengan napas yang mul
ift sebelah. Ia tidak tahu bahwa sang sekretaris ju
cepat. "Tidak, tidak. Aku tidak boleh goyah. Mulai sekarang, aku harus bersikap lebih tegas. Tidak boleh ada perhatian lagi. Jangan sampai Tuan Julian menaruh h
staf perempuan masuk sambil tertawa lepas. Namun, begitu mel
an lift umum?" bisik staf
yang mengilap. "Atau mungkin, dia sudah bosan mengejarnya. Dia gagal mendapatkan Tuan Max. Lalu sekarang, sudah
ia mendadak panas. Namun, sebisa mung
ayan keluarga Evans," bisik sta
nar
guh tidak tahu malu. Sekalipun jabatannya adalah sekretaris, tetap saja dia berasal
agai contohnya. Setelah menikahi gadis miskin itu, dia langsung ditendang dari perusahaan oleh ayahnya sendi
ah kau pernah melihatnya secara langsung? Dia benar-benar cantik. Kudengar
mengikuti kesehariannya lewat media sosial. Dia sangat menggemaskan," sahut wanita
a Tuan Julian menikahi Nona Sekretaris? Tidak ada yang hebat darinya. Anak mereka pasti tidak aka
ra air mata telah bersiap melapisi penglihatan. Gadis
g. Begitu pintu terbuka, segerombol
a Sekretaris pun tidak dilanjutkan. Kesedihan perlahan mulai m
polos. Kedua orang itu sama sekali tidak merasa bersalah. Mereka tidak peduli
ai. Pikirannya masih tertuju pada perkataan para st
pergi tanpa
pas tak percaya, ia memeriksa keadaan sekitar. Orang-orang sedang h
ru," ucap Mia datar. Dengan raut kaku, ia m
a kau mau
engarang alasan. "Me
tanya Julian tanpa meme
epulang kerja. Akhir-akhir ini, saya terlalu sibuk dengan pekerjaan," ucap Mia dengan
uga harus ke sana. Cayden sudah menungg
reka. Jika ia menolak, pasti akan terjadi keributan ataupun kesalahpahaman. Deng
tonan lebih lama. Semakin cepat ia menghilang dari tatapan sinis para pegawai wanita, sem
n?" serang Mia begitu Julian ma
tinggi, pria itu memb
erangan menawarkan tumpangan," sahut sang gadis
h?" timpal Julian sam
ntan melepas kekesalan di udara. "Tentu saja sal
jang, sang pria me
tidak menjaga repu
akah kau berpikir bahwa menawarimu t
ihat pasti akan berpikiran
mengerti. "Selama dua tahun terakhir, kita selalu pulang bersama
at dengan sekretaris. Itu bisa menimbulkan rasa iri dalam hati pe
a. Siapa pun pasti tahu bahwa seorang CEO
enimbulkan kecurigaan dan kabar miring tentang kita. Mereka akan berpikir kalau kita sedang menjalin
embaca sesuatu dari bola mata sekretarisnya, ses
desah sang pria tak percaya. "Kau takut ka
ergetar tanpa kata. Ia telah mengatakan sesuat
terungkap, gadis itu menggeleng cepat
lu
ak memiliki keberanian ataupun pengendalian diri sama sekal
sontak menderu. Hatinya tercabik-cabik oleh